Page 60 - SEJARAH PERLAWANAN TERHADAP IMPREALISME DAN KOLOLISME DI DAERAH SULAWESI TENGGARA
P. 60

sebab  itu  terjadilah  saling  memukul  dengan  laras  senjata  api,
         kelewang  dengan  parang,  sambil  kejar mengejar di medan terbuka.
         Pertempuran  Puundombi  yang  penuh  heroik  dan  sifat  kesaktria,
         telah  menghiasi  lembaran  perjuangan  rakyat  Konawe  melawan
         kolonialisme-imperialisme Belanda.
             Menjelang  sore  hari,  panglima  tempur  laskar  Konawe
         "Langgolo"  tertembak,  tepat  mengenai  tulang  pahanya  ketika
         sedang  mengejar  lawannya.  Langgolo jatuh tersungkur,  kemudian
         ia  bangun  berlutut setengah  duduk,  sambil  memegang senjatanya.
        Kapten  Trevers  lalu  memerintahkan  agar  ia  menyerah,  namun
         Langgolo  menolak menyerah  dan  akhirnya  ditembak sampai  mati
         di tempat.
             Langgolo  telah  ditembak  mati  di  medan  pertempuran demi
         untuk  kemerdekaan  tanah  kelahirannya.  Serentetan  tembakan
        peluru  dari  pasukan  Kapten  Trevers  mengakhiri  perjuangan
         Langolo  sebagai  panglima  laskar  tempur  Konawe  di  Puundombi.
         Langolo jatuh tersungkur mencium tanah tumpah darahnya.
             Berita  gugurnya  Langgolo  di  medan  tempur  Puundombi,
        segera  tiba  di  markas  besar  Sanuanggambo.  Pimpinan  tertinggi
        laskar  Konawe  memerintahkan  kepada  Lamboasa  mengganti
         Langgolo  yang  telah gugur  di  medan perang untuk mengundurkan
        laskarnya di Bungguosu dan bertahan di sana.
             Mengingat  pertahanan  Puundombi  telah  direbut  pihak
        Belanda,  maka markas  besar dipindahkan  di  Tanea,  kurang  lebih
        4  km  ke  jurusan  utara  dari  Sanuanggambo.  Pasukan-pasukan
         Belanda  semakin  bertambah  banyak.  Lamboasa  yang  telah
        menerima  jabatan  pimpinan  baru  sebagai  panglima laskar tempur
        Konawe  membuat  kubu  perlawanan  di      Bungguosu.  Pasukan
        Belanda  mengejar  terus  laskar-laskar  perlawanan  Konawe,  dan
        akhirnya giliran  Lamboasa yang  bertahan di Bungguosu telah tiba,
         Lamboasa  ditembak  mati,  lalu  ditanam   ke  dalam  lubang  di
        Palarahi  dalam  keadaan  tegak  lurus  terbalik,  yakni  kepalanya  di
         bawah  dan  kakinya  di atas.  Begitu kejam perlakukan penjahah ter-
         terhadap  Lamboasa,  sehingga  menimbulkan dendam secara meluas
        di kalangan patriot lainnya.
             Setelah  seluruh  pelosok  kerajaan Konawe  berhasil  dijelajahi,

                                                                     51
   55   56   57   58   59   60   61   62   63   64   65