Page 18 - (New Flip) Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
P. 18

Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia


                tuntutan  politik  yang  tidak  mudah  terlupakan.    Rancangan  UUD  pun
                mengalami perubahan juga.   Kata ―beragama Islam‖ dari fasal tentang
                syarat untuk menjadi Presiden dihapus.

                        Begitulah,  dengan  perubahan  yang  sedemikian  kecil  tetapi
                teramat  fundamental  ini    para  pemimpin  dari    Republik  yang  baru
                berumur  sehari  itu  mengadakan  rapat    pertama.    Ketika  itulah
                keberlakuan    UUD  Sementara    disahkan.    Sukarno  dan  Hatta  secara
                aklamasi dipilih sebagai Presiden dan Wakil Presiden. Tetapi apakah arti
                kesemua  peristiwa  yang  teramat  fundamental  itu  dalam  kenangan
                pribadi para pelakunya?
                        Kira-kira kurang sedikit dari dua puluh tahun kemudian, ketika ia
                sedang  berada  di  puncak  kekuasaannya  (sebagai  ―Pemimpin  Besar
                Revolusi‖ dan Presiden Seumur Hidup) Bung Karno pun berkisah (dalam
                ―as  told  to  Cindy  Adams‖).  Setelah  ia  terpilih  sebagai  Presiden  dari
                negara yang baru diproklamasikan itu, katanya,  ia pulang  ke rumah—
                jalan kaki saja.  Di tengah jalan ia bertemu dengan seorang penjual sate.
                Karena  merasa  lapar,  kisahnya,  ―His  Excellency  the  President  of  the
                Republic  of  Indonesia‖  memberikan  perintahnya  yang  pertama.
                ―Buatkan  saya    lima  puluh  tusuk  sate  ayam‖.  Maka  begitulah    Bung
                Karno menikmati santap malamnya.
                        Keesokan harinya,  PPKI mulai mengadakan pembagian wilayah
                administratif  dari Republik Indonesia  yang baru dilahirkan itu. Negara
                Republik  Indonesia  yang  baru  inipun  dibagi    atas  8  Propinsi,  yaitu
                propinsi  Sumatra,  Jawa  Barat,  Jawa  Tengah,  Jawa  Timur,  Kalimantan,
                Sulawesi,  Kepulauan  Sunda  Kecil  dan  Maluku.  Sedangkan    Ibukota
                propinsi ditentukan berdasarkan ukuran kota yang terbesar, lokasi yang
                strategis dan tentu saja penilaian tentang peranan sosial-politik kota itu
                sejak  masa  kolonial.  Maka  Medan,  Bandung,  Semarang,  Surabaya,
                Banjarmasin, Makasar, Singaraja, dan Ambon dijadikan sebagai ibukota
                propinsi,  meskipun  baru  di  atas  kertas  saja.  Kemudian  gubernur  dari
                masing-masing  propinsi  pun  diangkat  pula.  Sebagian  besar  dari
                gubernur yang baru diangkat itu berasal  dari kalangan anggota PPKI
                yang datang dari propinsi-propinsi yang telah dibentuk. Mr.Teuku Moh.
                Hasan dipilih sebagai Gubernur Sumatra,  Dr. Sam Ratulangi (Sulawesi),
                Mr. Ketut Pudja (Sunda Kecil), Ir. Pangeran Moh.Noer (Borneo),  dan Mr.
                J.  Latuharhary  (Kepulauan  Maluku),  sedangkan    gubernur  dari    tiga
                propinsi di Jawa dipercayakan kepada  para mantan pejabat yaitu para




                6
   13   14   15   16   17   18   19   20   21   22   23