Page 22 - (New Flip) Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
P. 22

Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia


                jarak geografis dari Jakarta. Semakin dekat dari Jakarta maka semakin
                cepat  kemungkinan  berita  itu  bisa  diketahui  dan  mendapat  reaksi
                spontan masyarakat. Bisalah dimaklumi juga  kalau kota-kota besar di
                Jawa adalah pula yang paling cepat memberikan reaksi atas Proklamasi
                Kemerdekaan. Hanya saja kadang-kadang  di kota-kota besar daerah ini
                pula  massa  bisa  tergelincir  dalam  konflik  yang  bersifat  multi-
                dimensional.  Bukankah  di  kota-kota  besar  ini  pula  perbedaan  kelas
                ekonomi  dan status sosial lebih sering diwujudkan dalam sistem sosial?
                         Sejak awal September Bandung, Semarang dan Surabaya telah
                mulai menghadapi kenyataan bahwa hasrat akan  kemerdekaan bangsa
                adalah  pula  undangan  untuk  terlibat  dalam  konflik  bersenjata  yang
                keras.  Hasrat  akan  terwujudnya  kemerdekaan  bangsa    ternyata    tidak
                bisa  berhenti  pada  coretan  revolusioner  di  dinding-dinding  gedung.
                Keinginan  nasionalistis  berarti  pula  kesediaan  untuk    menghadapi
                konflik  berdarah.    Mula-mula    hal  ini  berarti  berhadapan  dengan
                kehadiran  bala-tentara  Jepang,  yang  diharuskan  oleh  sang  pemenang
                perang    untuk    menjaga    keamanan  sampai  kekuasan  yang  sah  telah
                berdiri.  Maka  mestikah  diherankan  jika  saja  bala  tentara  Jepang
                merasakan  betapa  hasrat  kemerdekaan  nasional  telah  mengancam
                tugas  mereka,  sebagai  penjaga  keamanan  yang  ditugaskan  Sekutu—
                sang pemenang Perang Pasifik—konflik dan bahkan pertempuran sengit
                tidak terhindarkan.  Ancaman ini semakin menaik juga jika para pemuda
                revolusioner  telah  semakin  asyik  menyibukkan  diri  untuk  mencuri  dan
                bahkan  merampas  senjata  dari  tentara  Jepang,  yang  memang  telah
                mulai kehilangan semangat bushido yang dibanggakan.
                        Pertempuran  besar  (15-19  Oktober  1945)  antara  pasukan
                Jepang dengan para pemuda revolusioner  di Semarang sampai kini tak
                terlupakan.  Dengan  intensitas  yang  mungkin  lebih  ringan,  hal  yang
                sama dialami juga oleh kota-kota lain di hampir semua daerah. Suasana
                ketidakpastian  masih  berlanjut  ketika  ancaman  lain  telah  mulai
                mendekat.  Tentara  Sekutu,  yang  terdiri  dari  pasukan  Inggris,  Gurkha,
                Australia,    sang  pemenang    perang,  yang  ternyata      membawa
                goncengan  para pejabat dan tentara NICA, telah pula mulai mendarat
                sejak menjelang akhir September 1945.  Maka begitulah insiden-insiden
                kecil  telah  pula  mulai  terjadi  di  berbagai  kota  di  Jawa  dan    Sumatra
                kemudian  juga di pulau-pula lain. Sampai kini pun peristiwa  ―Bandung
                lautan  api‖  enggan  lepas  dari  ingatan  kolektif  anak  bangsa.  Siapa





                10
   17   18   19   20   21   22   23   24   25   26   27