Page 19 - (New Flip) Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
P. 19

Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia


                priyayi  tinggi  dari  sejak  masa  penjajahan  (Sutardjo  Kartohadikusumo,
                R.P Soeroso dan R.M. Soerjo).
                        Tetapi  ketika  pelaksanaan  administratif  pemerintah  Republik
                Indonesia    ini   belum   semuanya     bisa      berfungsi,   Sultan
                Hamengkubuwono  IX  dan  Pakualam  VIII  telah  menyatakan    bahwa
                Yogyakarta  adalah  ―daerah  istimewa‖  ,  yang  berada  di  bawah
                pemerintahan mereka (5 September 945). Kedua penguasa daerah yang
                biasa disebut vorsten landen  ini  bertanggungjawab langsung kepada
                Presiden  Republik  Indonesia.    Kedudukan  daerah  ini  sebagai  ―daerah
                istimewa‖  bukan  saja  diakui,  tetapi  bahkan  kemudian—ketika  Jakarta
                telah  semakin  dikuasai  oleh  Sekutu  dan  NICA—dijadikan  sebagai
                ―ibukota perjuangan‖ sampai kemenangan akhir didapatkan bangsa.
                        Begitulah  dalam  tinjauan  sepintas  lalu  tidak  ada  perubahan
                administratif  yang  fundamental    yang  diperkenalkan.  Semua  seakan-
                akan  berjalan  seperti  biasa—seakan-akan  sesuai  dengan  peninggalan
                yang  diwarisi  dari  pemerintah    kolonial.  Meskipun  demikian,
                penyimpangan  dari  keputusan  yang  dibuat  oleh  sidang  BPUPKI  telah
                terjadi.  Negara Republik Indonesia yang diproklamirkan ternyata hanya
                terdiri atas wilayah Hindia Belanda  lama,  bukannya wilayah Indonesia
                Raya,    yang  diperjuangan  dengan  berhasil  oleh  Sukarno    dan
                Mohammad  Yamin—suatu  wilayah  melingkupi  jajahan  Inggris  (Tanah
                Semenanjung,  Singapura,  Borneo  Utara)  dan  jajahan  Portugis  (Timor
                Timur).    Jadi,    ada  perbedaan  yang  fundamental    antara  ―harapan
                kemerdekaan yang didapatkan sebagai hadiah‖ dengan ―kemerdekaan
                bangsa yang harus diperjuangkan‖.

                        Maka    pelajaran  pertama  dalam  politik  kenegaraan    telah
                diwujudkan  dalam  realitas.  Ternyatalah  bahwa    revolusi  kemerdekaan
                harus  menyadari juga  betapa pentingnya  pembedaan antara  politik
                yang realistis dan rasional dengan impian yang penuh kemegahan. ―Apa
                yang  tidak  rasional  dalam  sebuah  revolusi‖,    kata  Bung  Hatta  di  saat
                perdebatan dengan para pemuda revolusioner masih menggebu-gebu,
                ―tidaklah  revolusioner‖.  Apakah  mungkin    wilayah  yang    berada  di
                bawah  kekuasaan  Inggris  dan  Portugis  dijadikan  sebagai  bagian  dari
                Republik  Indonesia,  yang  masih  harus  mempertahankan  eksistensi
                dirinya?
                        Dengan penambahan beberapa orang anggota, maka PPKI pun
                diubah menjadi Komite Nasional Indonesia (Pusat), sebuah badan yang



                                                                                   7
   14   15   16   17   18   19   20   21   22   23   24