Page 456 - (New Flip) Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
P. 456
Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Waringin, Kapuas, Kumai, dan Barito untuk membentuk Dewan Dayak
Besar pada akhir tahun 1946. Sikap kompromis yang dilakukan oleh
Belanda maupun para pejuang Dayak tentu mempunyai tujuannya
masing–masing. Para pejuang ingin agar Belanda tidak mengetahui
tujuan mereka yang sebenarnya adalah untuk mencapai kemerdekaan
seutuhnya Sementara Belanda ingin tetap dapat mengendalikan para
pimpinan Dewan Dayak Besar.
Perjuangan pemuda Dayak tidak hanya sampai di situ. Mereka
yang berada di pulau Jawa juga ikut andil dalam perjuangan bangsa
secara nasinal, seperti George Obus seorang pemuda dari Kasongan,
Kalimantan Tengah, yang menempuh pendididkan di Surabaya. Dia
mengabdikan dirinya untuk perjuangan bangsanya. Sepak terjang
George Obus tidak diragukan lagi dalam organisasi politik yang tumbuh
di Surabaya. Sebagai Komesaris Pemuda Borneo Surabaya, dia diutus
menjadi perwakilan Kalimantan dalam Konggres Pemuda 28 Oktober
1928. Geooge Obus ikut berjuang dalam penyerangan sengit di hotel
Orange terhadap pemerintah Jepang pada tanggal 19 September 1945.
Selain itu, Goerge Oobus juga berperan dalam pengiriman ekspedisi ke
Kaliamntan dan berjuang dalam pertempuran 10 November 1945 di
Surabaya.
Awal Januari tahun 1945, Sekutu sudah melakukan serangan
udara di Kalimantan Timur sehingga banyak pesawat Jepang yang tidak
bisa mendarat di Sepinggan, Manggar, dan Lamuru. Begitu juga
pesawat Catelina yang biasa mendarat di lautan menjadi lenyap karena
serangan tersebut. Ditambah lagi, pada awal Mei serangan mortir dan
meriam juga datang dari laut, sehingga keadaan Balikpapan sangat
mencekam. Akibat tembakan itu, banyak kilang minyak terbakar yang
menimbulkan asap hitam bergulung-gulung di udara, tembakan
meriam dan peluru menimbulkan nyala api yang terang benderang di
malam hari. Untuk itu, Sekutu melalui udara menyebarkan pamfet
kepada masyarakat untuk mengungsi paling tidak 10 km dari kota
Balikpapan. Pada bulan April 1945, operasi pembebasan pulau minyak
dimulai. Armada gabungan dari armada ke 7 Amerika dan angkatan
laut Australia bergerak dari Mortai menuju pantai Tarakan. Meskipun
akhirnya NICA dapat menguasai Tarakan , tapi harus dibayar mahal
oleh NICA dengan ratusan nyawa prajuritnya, instalasi minyak hancur,
pasar Lingkas rata dengan tanah, lapangan terbang Juata rusak berat.
444