Page 100 - Educational HYpnosis
P. 100
Educational Hypnosis (2018)
Free Ebook by Zainurrahman, S.S., M.Pd., CHt.
Zonahypnosis.wordpress.com
dengan harapan, tetapi justru pada upaya. Harapan yang tidak diimbangi dengan
upaya adalah suatu mimpi, dan hasil adalah produk dari upaya, bukan mimpi.
Intinya, outcome dari sebuah komunikasi adalah respons lawan komunikasi
yang ditentukan oleh struktur bahasa baik verbal maupun non-verbal yang
digunakan dalam komunikasi tersebut oleh kita. Ini merupakan gabungan dari dua
prinsip NLP, yakni “there is no failure, only feedback” dan “the meaning of
communication is the response it elicits.”
c. Memahami Fleksibilitas dalam Komunikasi
Prinsip berikutnya di dalam NLP adalah “If what you’re doing isn’t working, do
something different.” Prinsip ini secara tegas menekankan aspek fleksibilitas di
dalam komunikasi kita. Sebagaimana pada prinsip sebelumnya, hasil merupakan
produk dari upaya, maka jika upaya yang kita lakukan, cara yang kita gunakan,
tidak membawa hasil yang kita harapkan, maka kita harus fleksibel dan mampu
melakukan perubahan-perubahan hingga hasil yang didapatkan sesuai dengan
yang diharapkan.
Untuk bisa melakukan perubahan strategi atau taktik, misalnya di dalam
berkomunikasi, kita harus mampu memahami alasan mengapa perubahan
tersebut harus dilakukan dan mengapa taktik tertentu harus menjadi alternatif.
Alasan perubahan ini bukan hanya berhenti pada hasil yang tidak sesuai dengan
harapan. Kita juga harus menggali lebih dalam, hingga menemukan penyebab
utamanya; misalnya menemukan alasan mengapa seorang siswa tidak berhasil
mengerti apa yang Anda sampaikan berulang-ulang kali. Mungkin siswa tersebut
tidak dapat menangkap esensi informasi yang Anda sampaikan karena ada
struktur kalimat yang sulit dimengerti olehnya, atau ada kosakata yang Anda
gunakan tidak familiar dengannya.
Seorang siswa yang cenderung visual mungkin lebih mudah memahami
maksud Anda jika Anda menyampaikan informasi dengan dukungan sinyal non-
verbal dalam bentuk gerakan atau informasi tersebut disuguhkan dalam bentuk
grafik. Jika siswa tersebut dihujani dengan informasi audio seperti ceramah atau
diskusi, otak siswa tersebut akan sangat sibuk “mengkonversi” informasi audio ke
visual (berupaya memvisualisasi informasi, membuat ilustrasi imajiner, dan
sebagainya) hingga siswa tersebut “kehilangan” point atau esensi dari informasi
tersebut. Kelas kita merupakan kombinasi dari berbagai learning modalities dan ini
menegaskan kepada kita agar fleksibel dalam menerapkan strategi atau taktik
komunikasi.
Intinya, kita harus fleksibel agar informasi yang kita sampaikan (atau
informasi yang sampai kepada kita) dapat menempati tempat yang seharusnya di
dalam pikiran, atau menemukan jalan yang seharusnya dilalui oleh informasi
tersebut. Untuk itu, kita harus mampu meningkatkan fleksibilitas kita dengan cara
93