Page 101 - Educational HYpnosis
P. 101
Educational Hypnosis (2018)
Free Ebook by Zainurrahman, S.S., M.Pd., CHt.
Zonahypnosis.wordpress.com
melatih diri untuk menggunakan strategi-strategi yang berbeda. Misalnya, jika kita
adalah tipe visual, dalam menyampaikan informasi kita cenderung menggunakan
gambar atau grafik; kita perlu mencoba menyampaikan informasi secara kinestetik
atau secara auditori (Bandler & Grinder, 1982:16). Kita juga dapat memperkaya
materi komunikasi kita hingga meliputi seluruh learning modalities agar informasi
yang disampaikan melalui komunikasi tersebut dapat diserap oleh seluruh siswa
dengan latar belakang IRS yang berbeda.
d. Memahami Potensi Komunikasi
Prinsip berikutnya di dalam NLP adalah “We can’t not communicate” atau kita
tidak dapat tidak berkomunikasi. Manusia selalu mengkomunikasikan sesuatu, jika
tidak secara verbal maka manusia akan melakukannya secara non-verbal. Di
dalam prinsip ini, kita perlu memahami dua hal di dalam komunikasi. Yang
pertama, kita bisa mengkomunikasikan sesuatu secara intensional (disengaja),
dan yang kedua sesuatu juga bisa dikomunikasikan oleh kita secara non-
intensional (tidak disengaja). Meskipun kita tidak mengatakan apapun, diam juga
merupakan cara kita untuk menyampaikan sesuatu. Adapun maksud dari
“disengaja” dan “tidak disengaja” adalah bahwa (1) meskipun kita tidak
mengkomunikasikan secara verbal, sinyal non-verbal kita mengkomunikasikan
sesuatu, dan (2) apapun yang kita rasakan tentang sesuatu dapat diketahui
melalui sinyal-sinyal baik verbal maupun non-verbal, baik kita ingin hal itu
diketahui atau kita tidak berniat untuk menunjukkan hal itu pada orang lain. Inilah
yang dimaksud bahwa kita tidak mungkin tidak mengkomunikasikan sesuatu,
selalu ada potensi komunikasi dalam setiap hal.
Secara verbal, kata-kata yang kita gunakan dalam menyampaikan sebuah
informasi (yang dengan sengaja ingin kita sampaikan) bisa memuat dan
menyampaikan informasi lain (yang tidak dengan sengaja tersampaikan). Ketika
kita mengkomunikasikan suatu informasi secara verbal, sinyal-sinyal non-verbal
kita juga turut menyampaikan informasi yang di satu sisi bisa menunjang
tersampainya informasi tersebut, dan di sisi lain bisa menghambat tersampainya
informasi tersebut. Suatu hal yang harus kita sadari disini, bahwasanya di dalam
komunikasi verbal + non-verbal, persentase pengaruh sinyal non-verbal
mendapatkan porsi yang lebih besar dari pada kata-kata verbal yang kita
gunakan. Dalam sebuah penelitian, persentasenya dapat disimpulkan sebagai
berikut: kata-kata yang kita gunakan 7%, cara kita menyampaikan kata-kata
tersebut 38%, dan bahasa tubuh (fisiologi) 55% (Ready & Burton, 2010:26).
Apakah Anda terkejut dengan kesimpulan penelitian tersebut? Saya juga awalnya
terkejut namun akhirnya saya memahami bahwa itu adalah kenyataan yang
dipotret oleh peneliti yang melakukan penelitian tersebut. Hal ini juga relevan
dengan kenyataan bahwa banyak orang merespons komunikasi dengan cara
diam; bahkan tanpa kata-kata, kita dapat memahami bahwa orang yang diam
94