Page 105 - Educational HYpnosis
P. 105
Educational Hypnosis (2018)
Free Ebook by Zainurrahman, S.S., M.Pd., CHt.
Zonahypnosis.wordpress.com
Menyadari bahwa selalu ada pilihan adalah salah satu indikator bahwa kita
dapat mengontrol pikiran kita dengan baik. Richard Bandler menyebutkan bahwa,
“Most people are prisoners of their own brains. It’s as if they are chained to
the last seat of the bus and someone else is driving. I want you to learn
how to drive your own bus. If you don’t give your brain a little direction,
either it will just run randomly on its own, or other people will find ways to
run it for you, and they may not always have your best interests in mind.
Even if they do, they may get it wrong!” (Bandler, 1985:8).
Bandler menggunakan kiasan bus untuk menjelaskan pikiran kita.
Seringkali kita merupakan “tahanan” bagi pikiran kita sendiri. Seringkali kita tidak
dapat mengontrol pikiran kita dengan baik dalam arti memberikan “arah”
terhadap pikiran untuk melakukan sesuatu. Pikiran, seperti sebuah mesin tanpa
saklar “off” yang artinya pikiran atau otak adalah entitas yang selalu bekerja
selama kita masih hidup. Apabila kita tidak memberikan arah pada pikiran, maka
pikiran akan menciptakan arahnya sendiri, atau orang lain yang akan
mengarahkan pikiran kita. Arah yang diberikan oleh orang lain mungkin tidak
sesuai dengan minat atau keinginan kita; atau, kalaupun sesuai dengan keinginan
kita, arah tersebut bisa saja salah. Oleh karena itu, kita sendiri harus menjadi
“pengendara” bagi pikiran kita. Kita harus menentukan arah dan tujuan. Namun
bisakah kita melakukan itu jika kita tidak memiliki pilihan arah dan tujuan? Jika
kita tidak membebaskan diri dari ketakutan atau kekhawatiran terhadap
perubahan dan perbedaan, maka akan sangat sulit bagi kita melihat betapa
banyak kemungkinan dan pilihan yang dapat kita ambil dalam, misalnya,
menyelesaikan suatu masalah. Hanya dengan menyadari outcome apa yang kita
harapkan, apa yang kita butuhkan untuk meraih outcome tersebut, bagaimana
cara mendapatkan apa yang dibutuhkan, apa yang harus dilakukan dengan
kebutuhan-kebutuhan tersebut setelah kebutuhan-kebutuhan tersebut terpenuhi,
pilihan-pilihan apa saja yang ada akan segera hadir. Jika ada hambatan dalam
menetapkan pilihan, itu disebabkan oleh rasa khawatir terhadap perubahan.
Kiranya, kita tidak membatasi pikiran pada satu pilihan saja seolah-olah kita tidak
memiliki potensi. Lagi pula, membuat batasan terhadap pikiran adalah hal yang
tidak realistis; pikiran adalah entitas yang tidak diketahui batasnya.
j. Memahami Replikasi Kesuksesan
Kita seringkali mendengar ungkapan “Jika dia bisa, maka saya pun bisa!” dan ini
merupakan salah satu prinsip di dalam NLP yang disebut dengan modelling.
Sebagaimana sejarah gagasan NLP ini, Richard Bandler dan John Grinder
mengamati dan mempelajari performa dari para terapis dan mereka menemukan
adanya kesamaan-kesamaan prosedural dan landasan pengetahuan yang melatar-
belakanginya. Mereka kemudian melakukan berbagai pengujian terhadap cara-
98