Page 97 - Educational HYpnosis
P. 97
Educational Hypnosis (2018)
Free Ebook by Zainurrahman, S.S., M.Pd., CHt.
Zonahypnosis.wordpress.com
Chomsky, pemahaman antropologi sosial Gregory Bateson, dan juga pemahaman
psikoterapi Paul Watzlawick (Ready & Burton, 2010). Tanpa harus membahas
pemahaman-pemahaman multi-disiplin ini, saya hanya mengajak Anda untuk
meyakini keilmiahan dan kealamiahan NLP. Dengan kata lain, NLP layak untuk
diperhitungkan dan patut untuk dimanfaatkan. Holley (2000) menyebutkan:
“For teachers/trainers, our goal is to help students learn and succeed. Any
technique/model/skill which helps us to help the students learn better
should be considered.”
Selanjutnya, Holley (2000) menyatakan bahwa menggunakan NLP akan
membantu siswa untuk menjadi lebih unggul, mencapai tujuan, dan menikmati
proses belajar. Namun sebenarnya kita bisa menggunakan NLP untuk berbagai
tujuan pendidikan. Inti dari penggunaan NLP adalah menghasilkan perubahan
yang mendorong pada kemajuan siswa melalui komunikasi, baik verbal maupun
non-verbal.
4.3.2.2. Prinsip-Prinsip Dasar NLP
a. Memahami Internal Representation System (IRS) dalam Berkomunikasi
Jika Anda masih ingat dengan pembahasan tentang belief, dimana setiap orang
melihat atau memaknai hal-hal di dunia ini secara berbeda, maka Anda akan
mudah memahami IRS ini. NLP berasumsi bahwa setiap stimulus eksternal
(informasi) yang masuk melalui indra kita (visual, auditori, kinestetik, olfactory
(penciuman), dan gustatory (pengecapan)) akan membentu representasi internal
di dalam pikiran (saya berharap Anda masih ingat pembahasan tentang learning
modalitites). Representasi internal ini disebut map (peta). Map ini bersifat
personal karena dibentuk oleh pengalaman indrawi dan dipengaruhi oleh mindset.
Oleh karena itu, apa yang ada di dalam pikiran bukanlah apa yang sebenarnya
terjadi. Ini sama dengan pernyataan oleh Gunawan (2012a) bahwa setiap
kejadian atau fenomena pada dasarnya bersifat netral, pikiran kitalah yang
menjadikannya positif atau negatif.
Pikiran kita membentuk representasi internal dan apa yang
direpresentasikan adalah stimulus eksternal. Kita bisa menyebutkan bahwa gula
itu manis, tetapi kita tidak pernah merasakan rasa manis yang sama dengan
orang lain, meskipun kita mencicipi gula dari toples yang sama. Inilah makna dari
salah satu asumsi dasar NLP yang berbunyi “The map is not the territory”.
Indra kita menangkap milyaran bit informasi setiap detik. Akan tetapi,
pikiran sadar kita hanya menerima beberapa informasi dan menepis informasi
yang lain; semacam proses penyaringan informasi. Pikiran kita menyaring
informasi dan menerima informasi yang “cocok” (baca kembali bagian fungsi
pikiran sadar dan pikiran bawah sadar untuk penyegaran). Proses penyaringan ini
dipengaruhi oleh belief dan value yang kita miliki (Ready & Burton, 2010:20). Kita,
90