Page 94 - Educational HYpnosis
P. 94
Educational Hypnosis (2018)
Free Ebook by Zainurrahman, S.S., M.Pd., CHt.
Zonahypnosis.wordpress.com
adalah bidang pendidikan. Kesimpulan-kesimpulan yang berbeda antara para
peneliti dan para reviewer terhadap NLP merupakan suatu tanda bahwa NLP
adalah model yang masih “hangat”. Tanpa mengulas hasil-hasil penelitian atau
kesimpulan-kesimpulan tersebut, saya tidak ingin kita terjebak dengan
pertentangan-pertentangan yang ada. Saya mengatakan demikian karena
terdapat indikasi bahwa peneliti yang menolak atau setidaknya meragukan NLP
memiliki motivasi negatif terhadap NLP atau terhadap Bandler dan Grinder. Saya
melihat kecenderungan ini dalam salah satu kalimat Michael Heap (2008), saat
menulis artikelnya untuk menyatakan bahwa klaim-klaim NLP bersifat prematur,
yang terjemahan bebasnya adalah sebagai berikut:
“...mereka ingin tampil di buku-buku teks psikologi, mereka ingin teori
mereka diajarkan di kelas-kelas psikologi di sekolah dan perguruan tinggi,
mereka ingin teori mereka menjadi subjek penelitian di laboratorium-
laboratorium psikologi di perguruan tinggi kita...”
Meskipun Heap dan juga Witkowski menyajikan sejumlah hasil penelitian
yang berdasarkan skeptisisme dan pesimisme terhadap NLP, namun saya melihat
sentimen yang sangat kuat melatar-belakangi penelitian-penelitian ini. Saya
khawatir bahwa mindset mereka telah mengarahkan mereka ke kesimpulan
mereka, dimana data yang mereka dapatkan, cara berpikir mereka dalam
menganalisa data, dipengaruhi oleh fixed mindset atau mindset negatif mereka
(kita sudah membahas hal ini jauh sebelumnya). Sementara itu, jika Richard
Bandler dan John Grinder memang berniat seperti apa yang disebut oleh Michael
Heap, maka saya akan mengatakan bahwa mereka berdua berhasil (karena NLP
akhirnya diteliti, dibahas, dipelajari, dan sebagainya). Hanya saja, saya percaya
bahwa NLP tidak lahir karena kecenderungan pada popularitas. NLP lahir karena
kebutuhan terhadap suatu model atau strategi yang dapat digunakan dan
dimanfaatkan di berbagai bidang yang mana komunikasi adalah aktivitas
utamanya.
Bandler dan Grinder mengamati pengalaman subjektif yang dialami oleh
manusia dan menghindari diskusi-diskusi abstrak tentang kebenaran-kebenaran
tentang pengalaman manusia itu sendiri (Tosey & Mathison, 2003). Artinya,
gagasan NLP ini berdasarkan pengamatan dan pengalaman bahwa prosedur yang
mereka gagas dan mereka uji itu bermanfaat dalam berbagai pengalaman mereka
dan juga pengalaman orang lain yang menerapkannya. Dengan kata lain, ini
bukan tentang kebenaran-kebenaran umum tentang komunikasi dan
perkembangan individual, tetapi tentang manfaat NLP dalam komunikasi dan
perkembangan individual itu sendiri.
Tanpa berpanjang-lebar tentang pertentangan-pertengangan sentimental
antara para psikolog tentang NLP (padahal berbagai teori atau kaidah psikologi
87