Page 120 - Educational HYpnosis
P. 120
Educational Hypnosis (2018)
Free Ebook by Zainurrahman, S.S., M.Pd., CHt.
Zonahypnosis.wordpress.com
ini akan tertanam sebagai bentuk respons jika di kemudian hari teman-temannya
mengajaknya untuk bolos lagi.
d. Memahami Representasi Internal Siswa
Salah satu elemen pembangunan rapport adalah “menggunakan bahasa yang
sama” dan ini artinya kita harus mampu mengindetifikasi representasi internal
siswa. Kelas kita adalah kombinasi siswa visual, auditory, dan kinestetik. Siswa
visual merespons dengan cara yang berbeda dengan siswa auditory dan
kinestetik, dan begitu pula sebaliknya. Juga, mereka menerima dan memroses
informasi secara optimal dengan cara yang berbeda pula. Bagaimana cara paling
cepat untuk mengidentifikasi representasi internal (learning modalities) mereka?
Kita bisa mengetahuinya dengan dua cara, yakni cara verbal dan cara non-verbal.
Setelah kita berhasil mengidentifikasinya, maka kita harus menggunakan “cara”
mereka. Jika siswa tersebut visual, maka kita harus memberikan informasi visual
(termasuk membuat mereka membayangkan).
Secara verbal, kita bisa mengidentifikasi respons verbal siswa seperti
“Junaidi selalu senyum kepada saya” atau “Saya melihat mereka sangat baik
kepada saya” atau “Mereka terlihat ramah” dan sebagainya. Respons verbal di
atas merupakan respons visual. Sementara itu, jika respons siswa “Junaidi adalah
seorang humoris” atau “Junaidi selalu memuji saya” atau “Junaidi mengatakan
bahwa bolos itu tidak apa-apa” dan sebagainya, respons verbal di atas merupakan
respons auditory. Sementara itu, contoh respons kinestetik adalah “Junaidi selalu
ada di samping saya saat saya butuhkan” atau “Saya merasa ditekan oleh
mereka” atau “Saya merasa senang saat bersama mereka.” Tentunya, seorang
siswa yang memiliki indra yang sehat dapat memberikan respons verbal, visual,
dan kinestetik. Namun pada dasarnya setiap orang memiliki “indra terbaik” atau
“indra yang paling berkembang” di antara indra-indra lainnya dan inilah yang
merupakan elemen yang paling bekerja di dalam representasi internal mereka.
Secara non-verbal, kita bisa mengamati pergerakan mata mereka (eyes
movement). Jika dalam memikirkan atau merespons stimulus atau informasi dari
kita mata mereka bergerak secara dominan ke atas maka mereka sedang
melakukan rekonstruksi visual; jika mata mereka bergerak secara dominan ke
kanan atau ke kiri maka mereka sedang melakukan rekonstruksi auditory; dan jika
mata mereka bergerak secara dominan ke bawah maka mereka sedang
melakukan rekonstruksi kinestetik.
Setelah kita mengidentifikasi hal ini, maka penting bagi kita untuk
melakukan penyesuaian. Misalnya terhadap siswa visual kita mengatakan
“Bayangkan wajah orangtua Anda yang malu atau marah karena perilaku Anda”,
atau terhadap siswa auditory kita mengatakan “Bagaimana jika Anda dan
orangtua Anda diejek karena perilaku Anda”, atau terhadap siswa kinestetik kita
113