Page 139 - Educational HYpnosis
P. 139
Educational Hypnosis (2018)
Free Ebook by Zainurrahman, S.S., M.Pd., CHt.
Zonahypnosis.wordpress.com
Untuk hal-hal yang lebih individual seperti pengalaman buruk di masa lalu
di bangku sekolah sebelumnya, latar belakang keluarga, skema mindset, kita
harus melakukannya dengan wawancara. Hal ini perlu ketika kita akan
memberikan bantuan konseling dan perubahan perilaku siswa secara individu.
Tetapi untuk penerapan di kelas, analisa karakteristik siswa di kelas sangat
menentukan teknik apa yang akan kita gunakan di kelas tersebut ketika mengajar.
Hal ini sebenarnya harus dilakukan di setiap kelas, baik di sekolah-sekolah
maupun di perguruan tinggi, meskipun tanpa educational hypnosis. Sayangnya,
hal ini hanya dilakukan ketika ada yang ingin melakukan penelitian terhadap hal-
hal tersebut, dan hasil penelitian terhadap hal-hal ini sangat jarang ditindaklanjuti.
Jika Anda menggunakan kuisioner, Anda mungkin harus menghindari
adanya respons yang tidak jujur dari para siswa. Biasanya, siswa tidak akan
memberikan jawaban jujur jika mereka merasa jawaban jujur mereka akan
berpengaruh pada penilaian; mereka juga merasa tidak perlu jujur jika hal
tersebut mereka anggap tidak penting. Oleh karena itu, ada tiga hal yang harus
Anda lakukan saat kuisioner tersebut didistribusi:
- Jangan memberikan kolom nama dan biarkan kuisioner tersebut tanpa
nama (anonymous).
- Berikan jarak fisik antara satu siswa dan siswa yang lain agar mereka dapat
fokus dan tidak menyontek jawaban siswa yang lain dan Anda
memonitoring proses pengisian kuisioner tersebut.
- Sampaikan mengapa kuisioner tersebut penting. Alasannya harus kembali
pada kepentingan dan kebaikan para siswa dan kebaikan orangtua mereka.
Hal ini akan menyentuh aspek emosional mereka dan memicu perhatian
dan kesungguhan mereka dalam mengisi kuisioner tersebut.
Perlu Anda ketahui bahwa untuk mendapatkan informasi yang berbeda,
misalnya skala stress dan skema mindset, Anda membutuhkan kuisioner yang
berbeda. Jangan menggabungkan kuisioner-kuisioner dengan tujuan berbeda ke
dalam satu kuisioner. Juga, jangan mendistribusikan dua kuisioner di hari yang
sama. Hal ini akan memicu kejenuhan siswa dan Anda tidak akan mendapatkan
hasil yang baik.
Pada tahapan pra-induksi ini, sebaiknya Anda tidak mencitrakan diri
sebagai seorang guru atau dosen yang mahir menghipnotis. Ini juga bukan saat
yang tepat untuk menjelaskan hypnosis (meskipun Anda telah menjelaskan
adanya asosiasi antara pikiran dan tubuh pada saat tes sugestibilitas). Alasannya
adalah pemahaman siswa tentang hypnosis tidak sama dengan pemahaman Anda.
Oleh karena itu, alangkah baiknya tidak menyebutkan hal ini.
132