Page 46 - Educational HYpnosis
P. 46
Educational Hypnosis (2018)
Free Ebook by Zainurrahman, S.S., M.Pd., CHt.
Zonahypnosis.wordpress.com
belajar dalam kondiri rileks dan menyenangkan. Hal ini juga sejalan dengan Bos
(2002) yang menyatakan bahwa proses pembelajaran akan lebih efektif jika
kondisi lingkungan sekitar secara emosional menyenangkan dan bebas dari
berbagai tekanan psikologis.
Hal penting yang harus kita perhatikan disini adalah bahwa aktivitas sistem
saraf memengaruhi emosional siswa yang berimbas pada pertahanan fokus atau
perhatian siswa. Ini sangat kompleks. Kondisi emosional siswa berpengaruh pada
kualitas perhatian mereka terhadap pelajaran. Setiap kali mereka merasa tidak
nyaman secara emosional, mereka senantiasa melakukan pengalihan perhatian.
Pengalihan perhatian ini merupakan respons flight yang diaktifkan oleh sistem
saraf simpatik. Ini merupakan kondisi yang kita alami hampir di setiap kelas dan
hampir pada setiap siswa. Keletihan otak dan tubuh juga memengaruhi sistem
saraf mereka. Dihujani dengan teori dan tugas-tugas senantiasa mengaktifkan
sistem saraf simpatik. Tetapi ini bukan berarti bahwa tugas-tugas dengan tingkat
kesulitan tertentu tidak boleh diberikan, tetapi sebisa mungkin seorang guru
mengontrol kondisi siswa agar target pembelajaran dapat dicapai. Di Cina, ada
sekolah yang membolehkan siswanya untuk tidur dengan durasi tertentu. Hal ini
merupakan wujud perhatian pihak sekolah dan guru-gurunya terhadap kerja otak
atau sistem saraf yang memengaruhi kualitas penerimaan dan pemrosesan
informasi di otak siswa mereka. Di Indonesia, siswa-siswa ditekan dengan durasi
belajar yang tinggi, tugas yang menumpuk, dan juga hal-hal lain yang sama sekali
tidak relevan dengan proses pembelajaran seperti pencitraan diri sebagai guru
“killer”, tingkat ekspektasi yang tidak rasional atau perfeksionis, konsep reward
dan punishment yang tidak seimbang, dan sebagainya. Hal ini menyebabkan
pendidikan dan pembelajaran menjadi rutinitas semata, dan hanya segelintir siswa
saja yang menganggap sekolah sebagai tempat yang menyenangkan.
Aktivitas saraf yang merupakan komunikasi antara neuron-neuron di bawah
suatu keadaan jika terjadi terus-menerus maka akan membentuk jaringan sinaps.
Semakin lama jaringan ini semakin terpola dan menguat. Dengan kata lain, di
bawah tekanan psikologis, sistem saraf simpatik mencetuskan respons flight atau
fight dan secara terus-menerus akan membentuk kebiasaan. Setiap kejadian di
bawah keadaan tertentu merupakan informasi yang kemudian diberi makna.
Ketika informasi yang bermakna, misalnya bermakna negatif, masuk ke dalam
pikiran bawah sadar karena gelombang otaknya menurun dan gerbang RAS
terbuka, maka informasi tersebut akan menjadi program pikiran bawah sadar
yang akan aktif ketika dipicu oleh keadaan yang sama atau oleh pemicu lainnya.
Misalnya, setiap kali seorang siswa merasa tertekan di dalam ruang kelas, siswa
tersebut secara otomatis mengecek SMS di handphone-nya, meskipun sebenarnya
secara sadar dia tahu bahwa tidak ada SMS baru yang masuk. Setiap kali dia
melakukan hal ini, secara otomatis pikirannya mengabaikan materi yang sedang
39