Page 71 - Educational HYpnosis
P. 71
Educational Hypnosis (2018)
Free Ebook by Zainurrahman, S.S., M.Pd., CHt.
Zonahypnosis.wordpress.com
kuat terhadap belajar dan makna yang diberikan terhadap belajar
menciptakan emosi positif yang kuat sehingga melahirkan respons dalam
bentuk tindakan yakni belajar itu sendiri. Sementara itu, bagi siswa yang
tidak belajar, pasti memberikan makna negatif terhadap belajar dan oleh
karenanya emosi negatif yang dilahirkan mendorongnya untuk menjauhi
belajar, bukan mendekatinya.
4. Yang dirasakan oleh siswa saat belajar atau tidak belajar sangat tergantung
pada nilai atau makna yang diberikan oleh siswa terhadap belajar itu
sendiri. Emosi yang dirasakan bisa positif dan bisa negatif, tergantung pada
mindsetnya tentang belajar.
5. Untuk menumbuhkembangkan motivasi siswa untuk belajar, maka guru
perlu membantu siswa untuk memberikan makna positif terhadap belajar
karena ketika makna berubah maka emosi pun akan berunah (Frijda,
1998). Kemudian, bimbing atau pandu mereka untuk menentukan pilihan-
pilihan dan kualitas upaya yang mereka butuhkan untuk mencapai
tujuannya. Tentunya, sangat penting untuk membantu mereka
menentukan tujuan.
Jika Anda memperhatikan definisi dari motivasi dan juga jawaban-jawaban
atas pertanyaan-pertanyaan di atas yang mana saya rumuskan berdasarkan
definisi motivasi, maka Anda bisa melihat komponen-komponen motivasi seperti
tujuan, emosi, pilihan upaya, dan kualitas upaya. Tujuan merupakan apa yang
ingin dicapai atau dihindari dan ini sangat dipengaruhi oleh makna dari tujuan
tersebut (pentingnya tujuan tersebut). Emosi merupakan dorongan psikologis
yang lahir sebagai produk dari pemaknaan terhadap tujuan. Pilihan upaya
merupakan cara yang akan dilakukan untuk mencapai atau menjauhi tujuan. Dan
kualitas upaya adalah komitmen dan konsistensi yang diperkuat oleh energi
emosional untuk mencapai atau menjauhi tujuan.
Gagasan motivasi di atas seolah-olah menetapkan tujuan sebagai landasan
utama dan emosi sebagai kekuatan atau energi untuk meraih tujuan. Sementara
itu, pilihan dan kualitas upaya memainkan peranan penting untuk merealisasikan
keinginan secara tepat dan memuaskan. Sebenarnya, ada salah satu komponen
yang diperlukan untuk melengkapi gagasan di atas, yakni kebutuhan terhadap
pencapaian (need). Menurut Deci, Vallerand, Pelletier, & Ryan (1991), kebutuhan
yang mendasari upaya untuk mencapai atau menghindari suatu tujuan merupakan
energi dasar yang menentukan kualitas upaya. Gagasan mereka ini, tanpa
mengabaikan emosi, menyatakan bahwa kebutuhan terhadap tujuanlah yang
menjadi energi, bukan emosi. Sementara itu, dalam pandangan sebelumnya,
emosi justru memainkan peranan penting dalam menjelaskan dan merealisasikan
kebutuhan psikologis yang melandasi motivasi. Bagi saya, kebutuhan psikologis
64