Page 85 - Educational HYpnosis
P. 85
Educational Hypnosis (2018)
Free Ebook by Zainurrahman, S.S., M.Pd., CHt.
Zonahypnosis.wordpress.com
4.2.1.1. Verbal-Voice
Yang dimaksud dengan komunikasi verbal-voice adalah komunikasi dengan
bahasa lisan. Struktur kalimat dan pilihan kata merupakan unsur-unsur verbal dan
jika dilisankan maka itu temasuk pada verbal-voice.
Di dalam berkomunikasi verbal, kita mengkomunikasikan dua hal, yakni
bentuk dan makna. Bentuk adalah struktur kalimat dan pilihan kata, sementara itu
makna adalah informasi yang ingin kita sampaikan melalui kalimat tersebut.
Struktur dasar kalimat secara umum terdiri atas komponen utama subjek dan
komplemen. Akan tetapi, tidak ada ukuran yang jelas tentang jumlah kata yang
digunakan di dalam kalimat Anda. Tidak ada juga aturan yang permanen tentang
kata apa yang harus Anda gunakan. Kita bisa menggunakan suatu kata atau
sinonim dari kata tersebut untuk menawarkan perspektif yang berbeda atas
makna yang ingin kita sampaikan, atau menggunakan antonim kata tersebut
untuk menyampaikan perlawanan makna yang bisa memperjelas makna itu
sendiri. Kita juga bisa menggunakan sejumlah besar kata untuk memperjelas
subjek dan komplemen kalimat. Kita juga bisa menggunakan sejumlah kecil kata
yang tepat, tidak ambigu, dan bersifat umum dengan tujuan ekonomisasi. Kita
juga bisa mengulangi kalimat yang sama dengan struktur yang berbeda agar
memberikan peluang pada lawan tutur kita untuk memahami atau menerima
informasi dari perspektif yang berbeda. Hal-hal ini biasanya terjadi dalam
komunikasi lisan. Intinya, kita memiliki sejumlah preferensi yang bisa kita pilih
untuk menyampaikan informasi secara verbal. Tentu saja, pilihan preferensi yang
kita gunakan harus berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu dengan
tujuan menciptakan komunikasi yang efektif.
Interpretasi atas informasi atas komunikasi lisan adalah faktor yang
esensial sebagaimana disebutkan oleh Blakemore (1998) dan juga Cruse (2006).
Cruse (2006:35) menyebutkan bahwa aspek-aspek konteks yang paling penting
adalah kalimat-kalimat yang mengawali dan yang mengikuti kalimat lain (co-text),
situasi (situation), hubungan sosial dan derajat para komunikator (social-power
relation), dan pemahaman bersama antar para komunikator (shared knowledge).
Menjaga integritas konteks seperti tetap pada topik, mempertimbangkan situasi,
menjaga hubungan antara komunikator, dan mempertimbangkan kompetensi
lawan komunikasi adalah hal penting agar suatu komunikasi berjalan harmonis
dan potensi interpretasi yang akurat dapat tercapai.
4.2.1.2. Verbal-Non-Voice
Yang termasuk pada verbal-non-voice adalah bahasa tulisan. Segala informasi
yang kita sampaikan secara tertulis seperti surat, memo, pesan singkat, email,
merupakan komunikasi verbal-non-voice. Interpretasi terhadap informasi verbal-
non-voice membutuhkan upaya ketat dan ini membutuhkan kerjasama antara
78