Page 86 - Educational HYpnosis
P. 86
Educational Hypnosis (2018)
Free Ebook by Zainurrahman, S.S., M.Pd., CHt.
Zonahypnosis.wordpress.com
komunikator. Bahasa tulisan tidak memuat terlalu banyak konteks seperti pada
bahasa lisan dan oleh karenanya fitur-fitur yang seharusnya dapat membantu
lawan komunikasi kita dalam menginterpretasi informasi sangat minim. Oleh
karenanya, kita, selaku pihak yang memberikan informasi, harus berupaya
seoptimal mungkin untuk menyampaikan informasi secara rinci. Hal ini meliputi
organisasi informasi, menggunakan kata-kata yang tidak ambigu, eliminasi kata-
kata yang tidak diperlukan, serta menggunakan tanda baca yang sesuai.
Kelemahan di dalam meregulasi hal-hal ini bisa membawa pembaca pada
kesalahpahaman, terutama jika pembaca atau lawan komunikasi kita memiliki
kompetensi yang tidak sesuai dengan tingkat kesulitan struktural bahasa tulisan
kita. Namun, pada kenyataannya, bahkan seorang profesor sekalipun akan
kesulitan memahami tulisan yang tidak diregulasi dengan baik.
Saya tidak akan panjang lebar menjelaskan komunikasi verbal karena
dalam setiap komunikasi verbal terdapat komunikasi non-verbal. Oleh karena itu,
mari kita lanjutkan pembahasan kita ke komunikasi non-verbal.
4.2.2. Komunikasi Non-Verbal
Kita dapat mengatakan bahwa komunikasi non-verbal adalah komunikasi tanpa
kata-kata. Dengan demikian, di dalam komunikasi verbal yang senantiasa
terintegrasi dengan komunikasi non-verbal, bukan hanya kata-kata yang
mengkomunikasikan informasi, tetapi juga nada, penekanan, intonasi, gerakan
tubuh, ekspresi wajah, dan sebagainya. Dengan demikian, di dalam
berkomunikasi (verbal + non-verbal), seringkali informasi yang sampai pada
lawan komunikasi kita lebih dari yang sekedar kita sampaikan dengan kata-kata.
Komunikasi non-verbal atau isyarat non-verbal (non-verbal cues) adalah
elemen-elemen yang terbentuk baik karena dipelajari dan diciptakan dengan
sengaja maupun terbentuk karena kebiasaan dan terwujud tanpa disadari.
Dengan kata lain, isyarat non-verbal terwujud dari pikiran sadar dan juga pikiran
bawah sadar (Barry, 2011). Saat Anda mengamati siswa yang menjawab salah
satu pertanyaan Anda, dengan mengamati isyarat non-verbalnya; Anda bisa
mengetahui apa yang sedang dirasakan oleh siswa tersebut, apa yang diinginkan
oleh siswa tersebut, seberapa tinggi derajat keyakinannya terhadap jawabannya,
dan sebagainya. Di sisi lain, saat Anda menyampaikan suatu materi kepada siswa
Anda, isyarat non-verbal Anda dapat menunjukkan mood Anda; apakah Anda
termotivasi ketika mengajar di kelas tersebut, apakah Anda tergesa-gesa dan
ingin kelas Anda cepat selesai, dan sebagainya. Terdapat begitu banyak isyarat
non-verbal yang bekerja di balik kata-kata yang dikomunikasikan. Bahkan, tanpa
kata-kata, Anda bisa mengetahui apakah salah satu siswa Anda begitu
mengagumi Anda atau sebaliknya.
79