Page 32 - Tenggelamnya Kapal
P. 32

Tetapi pula, kalau kau hendak mendasarkan cinta itu Pada dasar keikhlasan, pada keteguhan
               memegang janji, pada memandang kebaikan hati dan bukan kebaikan rupa Kalau engkau bukan
               mengharapkan kayaku, tetapi mengharapkan pengorbanan jiwaku untukmu, kalau engkau sudi
               kepadaku dan tidak merasa menyesal jika kelak bertemu dengan bahaya yang ngeri dan
               kecimus bibir, kalau semuanya itu tidak engkau perdulikan, Hayati, sebagai kukatakan dahulu,
               engkau akan beroleh seorang sahabat yang teguh setia
               Kalau semuanya itu telah engkau ingat benar, dan engkau sudi berenang ke dalam lautan cinta,
               ketahuilah bahwa saya beruntung berkenalan dengan engkau, dan raga-toga engkau pun
               beruntung berkenalam dengan saya


                                                                                                   Zainuddin.
                                                                                                         [49]



               Surat yang Ketiga



               Sahabatku Hayati!
               Sebagai kukatakan dahulu, lebih bebas saya menutis surat dari pada berkata-kata dengan
               engkau. Saya lebih pandai meratap dalam surat, menyesal dalam surat, mengupat dalam surat.
               Karena bilamana saya bertemu dengan engkau, maka matamu yangsebagai bintang Timur itu
               senantiasa menghilangkan susun kataku.

               Sebelum bertemu, banyak yang teringat, setelah bertemu semuanya hilang, karena
               kegembiraan pertemuan itu telah menutupi akan segala ingatan.

               Inilah suratku yang ketiga. Dan alangkah beruntungnya peraaan hatiku jika beroleh balasan,
               padahal sepucuk pun belum pernah engkau balas. Tahu saya apa jadi sebabnya Bukan lantaran
               engkau tak dapat mengarang surat. Sebagai engkau katakan, tetapi hanyalah lantaran engkau
               masih merasa sebagaimana kebanyakan perasaan umum pada hari ini, bahwasanya berkirim-
               kiriman surat percintaan itu adalah aib dan cela yang paling besar, cinta palsu dan bukan terbit
               dari hati yang mulia. Tapi, Hayati perasaansaye lain dari itu. Yaitu kalau perasaan hati itu hanya
               disimpan-simpan saja, tidak diutarakan dengan kejujuran, itulah yang bemama cinta palsu, cinta
               yang tidak percaya kepada diri sendiri.

               Rasanya lebih aib dan lebih cela anak perempuan yang sengaja menekur-nekurkan kepalanya
               jika melihat seorang laki-taki, tetapi setelah selendangnya dibukanya, dia mengintip orang lalu
               lintas dari celah dinding. Dengan surat-surat kata belajar berbudi halus. Dalam susunan surat-
               surat dapat diketahui perkataan-perkataan yang pepat di luar, pancung di dalam. Dengan surat-
               surat dapat diketahui dalam dangkalnya budi pekerti manusia.

               Bacalah, dan bacalah suratku ketiga-tiganya. Adakah di sana terdapat saya berminyak air,
               mencoba menarik-narik hati? Bagi saya meskipun perjalanan cinta yang akan kita tempuh itu
               takkan hasil, surat itu sudah cukuplah untuk menguji budi saya
               Kirimlah surat kepadaku tanda jujurmu. Tanda benar-benar engkau hendak membela diriku.
               Kirimlah, dan janganlah engkau takut bahwa sum ini akan saya jadikan perkakas untuk
               membukakan rahasiamu jika temyeta engkau mungkir atau tak sanggup memenuhi janji Hayati!
               Lapangan alam [50] ini amat luas, dan Tuhan telah memberi kita kesanggupan mengembara di
   27   28   29   30   31   32   33   34   35   36   37