Page 81 - Tenggelamnya Kapal
P. 81
tersimpan cinta yang telah dijanjikannya itu dalam hati Hayati terhadap dirinya. Atau
memangkah angin telah berkisar benar-benar. Mengapa akan selekas itu benar keadaan itu
berubah.
Masih belum akan rebah dangau di sawah, tempat mereka mula-mula mengikat janji. Agaknya
batang cingkaring di kiri jalan ke Padang Panjang, tempat Hayati melepasnya dahulu masih
belum bertukar daun. Mengapakah cinta itu akan berubah. Janjinya [128] terlalu berat,
kedatangannya akan ditunggunya, walau setahun atau dua tahun, walau bermusim berbilang
zaman, Zainuddin akan ditunggunya.
Ah, ....tidak, Hayati masih suci! katanya. Lal u diambilnya kertas dari dalam laci dan dia mulai
menulis.
Surat yang pertama
Sahabatku Hayati!
Bagaimanakah yang sebenarnya kejadian, Hayati? Benarkah sudah ditutup perjalanan hidup
kata hingga ini? Benarkah telah putus pertalian kita, dan saya sudah jadi orang lain dalam
pemandanganmu, tidak akan berkenalan, lagi, tidak akan bertegur sapa lagi bila bertemu?
Benarkah bahwa peringatan kau kepadaku sehingga ini kertas hanya akan laksana peringatan
seorang manusia atas mimpinya yang lama-lama, yang telah dihapuskan oleh pergelaran masa
dan pertukaran waktu?
Benarkah Hayati, bahwa sejak sekarang kitab kita telah tamat Bila kita bertemu di tengah jalan,
yang seorang akan menyisih ke jalan kiri, dan yang seorang akan menyingkir ke jalan kanan?
Alangkah lekasnya hari berubah, alangkah cepatnya masa berganti. Apakah dalam masa
sebulan dua saja istana kenang-kenangan yang telah kita dirikan berdua dihancurkan oleh angin
punting beliung, sehingga dengan bekas-bekasnya sekali pun tidak akan bertemu lagi? Ingatkah
kau Hayati, bahwa istana itu telah kita tegakkan di atas air mata kita, di atas kedukaan dan
derita kita?
Berapa kerasnya pukulan nasib di atas diriku, bertimpa dan bergeler, sejak masih mengentak
ubun-ubunku, kutempuh itu dengan dadayang tak berdebar sedikit juga, sebab ada pintu
gerbang pengharapan terbuka. Sekarang pintu itu telah tertutup kembali, tidak ada harapan lagi
akan dibukakan orang. Benarkah Hayati, bahwa saya akan berdiri di muka gerbang itu dengan
putus asa, hujan kehujanan dan papas kepanasan? Sedang orang yang lintas seorang pun tak
ada?
Menurut sangka saya bermula, kenang-kenangan itu akan terpisah hanya dipisahkan kematian.
Sekarang kita masih hidup, belum sampai [129] tumbuh uban di kepala kata, alam pun rrtasih
alam yang dahulu juga, keadaan telah berubah saja demikian rupa. Suatu kejadian ........ yang
tidak ada mengatasinya lagi.
Apakah keadaanku yang tidak kau setujui Hayati?
Apakah yang telah menyebabkan dengan segera cintaku kau coreng dari hatimu?
Ah Hayati, kalau kau tahu! Agaknya belum pernah orang lain jatuh cinta sebagaimana
kejatuhanku ini. Dan bila kau alami kelak agaknya tidak juga akan kau dapati cinta sebagai
cintaku Cintaku kepadamu lebih dari cinta saudara kepada saudaranya, cinta ayah kepada