Page 138 - kebudayaan
P. 138

Kondisi guru Isa yang impoten membuat hubungannya dengan
              Fatimah menjadi dingin. Sementara itu, tokoh Hazil yang sering datang
              bertamu ke rumah guru Isa tidak membuatnya curiga karena Hazil
              adalah sahabat baiknya. Ternyata Hazil dan Fatimah berselingkuh.
              Hal itu dibuktikan dengan ditemukannya pipa rokok Hazil di bawah
              bantal guru Isa.

                  Amat lama baru dia tahu, matanya selalu memandang pipa itu bahwa
                  itu pipa Hazil. Dia juga tidak mengerti apa arti pipa itu di bawah bantal.
                  Ketika dia mulai mengerti, mulanya dia amat marah. Marah dan ingin
                  menghancurkan Hazil dan Fatimah. Dia melompat berdiri dan berjalan
                  keluar memanggil Fatimah. Akan tetapi, Fatimah tidak ada. Guru Isa
                  berjalan mondar-mandir dari sebuah kamar ke kamar yang lain. Dalam
                  hatinya api membakar menghanguskan tubuhnya. Kepalanya bertambah
                  pening. Ujung jantungnya berdenyut-denyut perih kembali dan dia
                  terpaksa duduk di tepi tempat tidur. Pipa itu dipegang dan dipandangi
                  terus-menerus (Lubis, 1992: 125).

                  Apa yang disaksikan guru Isa sebenarnya akibat ketidakberda-
              yaannya sebagai suami. Guru Isa sangat paham betul bahwa istrinya
              sebagai wanita normal pasti membutuhkan seks. Sebenarnya dari
              dulu guru Isa sudah menyadari kalau Fatimah pasti sedang dalam
              “penderitaan.” Oleh karena itu, wajar bila Fatimah mencari kepuasan
              kepada orang lain. Sebagai suami yang berjuang untuk memperta-
              hankan rumah tangganya, apa-apa yang diketahuinya disimpannya
              rapat-rapat agar tidak terjadi perselisihan antara dirinya dan Fatimah
              agar tidak terjadi perpisahan.

                  Semenjak dia menemukan pipa Hazil di bawah bantal sehari yang lalu  Buku ini tidak diperjualbelikan.
                  atau seabad yang lalu—sesuatu yang ada pada dirinya. Sesuatu yang
                  segar betapa pun juga gelap ketakutannya selalu ada di sana. Tetapi,
                  sekarang telah hilang. Sekarang dia masih takut mengakui bahwa ini
                  telah hilang. Di samping itu dia masih juga berharap. Karena itu pipa
                  itu masih saja disimpannya dalam laci mejanya. Dia takut kalau perkara




                                                          Jalan Tak Ada ...  125
   133   134   135   136   137   138   139   140   141   142   143