Page 140 - kebudayaan
P. 140

menjadi ketakutan. Meskipun ketakutan sering mengadang dirinya,
              guru Isa memberanikan diri mengangkat senjata dan bergabung
              dalam organisasi perjuangan. Keberanian guru Isa masuk organisasi
              perjuangan diawali dengan keikutsertaannya sebagai anggota jaga
              malam di kampung. Ia lalu dipercaya masyarakat untuk menjadi wakil
              ketua panitia keamanan rakyat sekaligus penasihat Badan Keamanan
              Rakyat. Tugas ini merupakan tugas berat bagi guru Isa karena sangat
              bertentangan dengan nuraninya. Ia memberanikan diri dalam meng-
              hadapi berbagai bentuk kekerasan yang bertentangan dengan hatinya.

                  Dia ikut menjadi anggota penjaga kampung. Disebabkan kedudukannya
                  sebagai guru maka ia menjadi wakil ketua panitia keamanan rakyat di
                  kampungnya dan menjadi penasihat Badan Keamanan Rakyat. Baru hari
                  itu pula dia bertemu dengan bentuk kekerasan dan tajam dari revolusi.
                  Namun secara perlahan keberanian guru Isa mulai muncul (Lubis, 1992:
                  28–29).

                  Walaupun sebenarnya guru Isa memiliki rasa takut yang tinggi,
              ia berhasil menutupinya dengan melakukan perbuatan yang dianggap
              orang lain sebagai tindakan pahlawan. Sebagai contoh, guru Isa terlibat
              dalam organisasi perjuangan rahasia yang dipimpin oleh Hazil dan
              bertugas sebagai kurir pengantar senjata dan surat.

                  Beberapa orang kawan mereka di antaranya Rakhmat sedang menge-
                  luarkan peti amunisi bercat hijau dari bawah onggokan sabut kelapa
                  kering. Guru Isa dan Hazil berdua menjinjing granat dan peti.

                  Truk pengangkut mereka bergerak perlahan mendekati viaduct Mang-
                  garai. Empat orang muda telah duduk di beranda. Mereka keluar dengan  Buku ini tidak diperjualbelikan.
                  tergesa-gesa. Kemudian mengangkut peti itu ke dalam rumah (Lubis,
                  1992: 86).

                  Pada masa itu, guru Isa yang sebelumnya selalu berhati-hati ber-
              tindak karena ia merasa sebagai guru dan menjadi panutan, berubah
              menjadi seorang pemberani. Keberanian guru Isa tidak hanya dalam



                                                          Jalan Tak Ada ...  127
   135   136   137   138   139   140   141   142   143   144   145