Page 155 - kebudayaan
P. 155

semi pemerintah, dan direktur majalah tengah bulanan Islam, Panji
            Masyarakat. Ia juga menjadi imam masjid Al-Azhar Kebayoran Baru,
            Jakarta. Beberapa negara asing telah menunjukkan kekaguman mereka
            terhadap apa yang telah dicapai Hamka. Universitas Al-Azhar di Kairo
            telah menganugerahinya gelar doktor kehormatan tahun 1958.
                Hamka juga menghasilkan karya ilmiah Islam dan karya kreatif,
            seperti novel dan cerpen. Karya ilmiah terbesarnya ialah Tafsir al-
            Azhar (5 jilid). Dalam keterangan Hamka (2016) dikatakan bahwa
            Tafsir al-Azhar ditulisnya ketika ia mendekam di penjara selama dua
            tahun (1964–1965). Tafsir al-Azhar bahkan disebut sebagai sebuah
            mahakarya.  Tafsir al-Azhar  adalah  satu-satunya  tafsir  Al-Qur’an
            yang ditulis oleh ulama Melayu dengan gaya bahasa yang khas dan
            mudah dicerna. Di antara ratusan judul buku mengenai agama, sastra,
            filsafat, tasawuf, politik, sejarah, dan kebudayaan hingga saat ini, dapat
            dikatakan bahwa Tafsir al-Azhar adalah karya Hamka yang paling
            fenomenal.

                Sebelumnya, pada 1950, Hamka melawat ke berbagai negara
            di daratan Arab. Sepulang dari lawatan, Hamka menulis beberapa
            roman, contohnya Mandi Cahaya di Tanah Suci, Di Lembah Sungai
            Nil, dan Di Tepi Sungai Dajlah. Sebelum menyelesaikan roman-roman
                                                                                Buku ini tidak diperjualbelikan.
            itu, ia terlebih dahulu menulis roman Di Bawah Lindungan Ka’bah,
            Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck, Merantau ke Deli, dan Di Dalam
            Lembah Kehidupan. Roman-roman tersebut mendapat perhatian
            umum dan menjadi buku teks sastra di Malaysia dan Singapura.
            Setelah itu, Hamka menulis lagi di majalah baru Panji Masyarakat
            yang sempat terkenal karena menerbitkan tulisan Bung Hatta berjudul
            Demokrasi Kita.












          142    Narasi Kebangsaan dalam ...
   150   151   152   153   154   155   156   157   158   159   160