Page 160 - kebudayaan
P. 160
Sebuah artikel berjudul “Natsir & Hamka: Sahabat hingga Akhir
Hayat” yang ditulis oleh Beggy (2013) membahas awal kekaguman
Hamka pada M. Natsir. Hal ini terkait dengan keberadaan Majalah
Pembela Islam yang diterbitkan di Bandung. Membaca majalah
tersebut menimbulkan semangat dalam diri Hamka untuk berjuang
dalam Islam. Dalam majalah itu, tulisan dari M. Natsir-lah yang pa-
ling dinantikan Hamka. Tulisan Natsir mengupas berbagai soal, dari
politik, agama, hingga sejarah. Natsir menjadi corong Pembela Islam
pada masa itu.
Gagasan-gagasan Natsir pun menjadi tertanam dalam diri Hamka.
Lalu dengan dimensi Islam, ide-ide itu dituangkan Hamka ke dalam
larik-larik puisi untuk Nasir berikut ini.
Cita Muhammad biarlah lahir
Bongkar apinya sampai bertemu
Hidangkan di atas persada nusa
Dalam bait tersebut, Hamka menginginkan cita Nabi Muhammad,
junjungannya, terwujud. Apakah cita Muhammad itu? Bait tersebut
menyiratkan sebuah pertanyaan. Syahirul Alim menyebutkan bahwa
visi dan misi Muhammad adalah menjadikan bangsa Arab sebagai
bangsa yang kuat, saling menghargai, membantu yang lemah, dan
mengangkat masalah kemanusiaan, seperti perbudakan dan keadilan
sosial, termasuk memberikan ruang kepada kaum Hawa agar dimanu-
siakan seperti halnya kaum Adam (Alim, 2018). Najib (2017) dalam
artikelnya yang berjudul “Cita-Cita Nabi Muhammad” menyebutkan
bahwa yang dicita-citakan Baginda Muhammad adalah keadilan Buku ini tidak diperjualbelikan.
akhlak umat manusia di bumi, perkebunan rahmatan lil’allamin, yang
buahnya kemakmuran rohani dan bonus kemakmuran jasmani. Pesan
Muhammad dalam ranah insaniyah adalah menggugah kesadaran
umat untuk menciptakan kesejahteraan, keadilan sosial, dan kasih
sayang. Jika Muhammad “membongkar apinya sampai bertemu” yang
“Kepada Saudaraku M. Natsir“ ... 147