Page 161 - kebudayaan
P. 161

artinya mengkritik bangsa Arab yang senang menumpuk kekayaan
            pribadi, suka berperang, dan menindas yang lemah, M. Natsir tidak
            menginginkan adanya krisis kemanusiaan terjadi di tanah tumpah da-
            rahnya. Sebaliknya, ia ingin Indonesia menjadi negara kesatuan yang
            utuh dan tidak bercerai berai. Dalam puisinya, Hamka mengatakan:

                Jibril berdiri sebelah kananmu
                Mikail berdiri sebelah kiri


                Diksi-diksi islami, perihal malaikat “Jibril berdiri di kananmu dan
            Mikail berdiri di sebelah kiri” dipilih Hamka untuk menampakkan
            harapannya kepada M. Natsir agar tak takut dan tak gentar dalam
            memperjuangkan kebenaran dan membela bangsa. Kendatipun tidak
            kelihatan oleh mata kasat manusia, dua malaikat (Jibril dan Mikail)
            akan senantiasa melindungi orang-orang yang berjuang di jalan Allah.
            Hamka menginginkan agar sahabatnya membawa rakyat Indonesia
            pada kemaslahatan, atau dengan kata lain, mengarahkan bangsa In-
            donesia ke posisi yang lebih baik, aman tenteram, rukun damai, adil
            dan makmur. Ia juga berharap setiap orang mencintai tanah airnya.
            Hamka (2016) menyatakannya dengan kalam Illahi Hubbul wathaani
            minal iimaan, artinya ‘cinta tanah air bagian dari iman.”
                Lindungan Ilahi memberimu tenaga
                Suka dan duka kita hadapi
                Suaramu wahai Natsir, suara kaummu
                Ke mana lagi, Natsir ke mana kita lagi
                Ini berjuta kawan sepaham                                       Buku ini tidak diperjualbelikan.

                Besarnya harapan Hamka pada M. Natsir dinyatakan melalui
            lariknya “lindungan Illahi memberimu tenaga.” Hal ini menunjukkan
            bahwa saat berjuang demi bangsa, Allah akan selalu memberi kekuat-
            an kepada Natsir sebagai hamba-Nya. “Suka dan duka kita hadapi”





          148    Narasi Kebangsaan dalam ...
   156   157   158   159   160   161   162   163   164   165   166