Page 194 - kebudayaan
P. 194

Cultuurstelsel atau sistem tanam paksa yang berlangsung selama
              40 tahun (1830–1870) yang menimbulkan derita fisik dan psikis
              kelewat batas rakyat terjajah Hindia Belanda menjadi pemicu utama
              munculnya politik etis.  Cultuurstelsel  dirancang, diciptakan dan
              dipaksakan pelaksanaannya oleh Komisaris Jenderal Johannes van
              den Bosch untuk menutupi utang pemerintah Belanda penjajah di
              Hindia Belanda kepada Raja Willem I di Nederland. Ketika itu 37 juta
              gulden pinjaman Belanda ditambah sekitar 20 juta biaya memerangi
              perlawan an perang bangsawan Pangeran Diponegoro (Perang Dipone-
              goro) di Pulau Jawa yang berlangsung selama lima tahun (1825–1830).
              Di dalam negeri Belanda sendiri Nederland memerlukan biaya untuk
              memerangi Belgia yang memilih memberontak memisahkan diri dari
              Kerajaan Belanda ketimbang menerima keputusan Konferensi Wina
              (1815) untuk bergabung ke Kerajaan Belanda. Setelah hitung-hitungan
              untung besar di atas kertas maka van den Bosch menerapkan sistem
              tanam paksa atau Cultuurstelsel di Hindia Belanda (Simbolon, 2007:
              123–127).
                  Selama masa sistem tanam paksa, masyarakat petani terjajah
              diwajibkan menyisihkan 20% lahan pertaniannya untuk ditanami
              komoditas ekspor, seperti kopi, tebu, teh, dan nila. Hasilnya harus
              dijual kepada pemerintah kolonial Belanda dengan harga yang sudah
              ditentukan. Sepikul kopi seberat 62 kg, misalnya, hanya dibayar 25
              gulden itupun masih dikurangi 10 gulden pajak tanah milik petani
              sendiri dan 3 gulden ongkos administrasi. Jadi, petani kopi hanya
              menerima 12 gulden untuk harga 62 kg kopi. Penduduk desa yang
              tidak memiliki lahan pertanian diharuskan bekerja setahun penuh di  Buku ini tidak diperjualbelikan.
              lahan pertanian milik pemerintah Belanda atau milik pribumi tuan
              tanah sebagai pengganti pajak. Lebih parah lagi, petani dipaksa mena-
              nam tebu di lahan pertaniannya padahal mereka lebih memerlukan
              tanaman padi. Tebu wajib dijual ke pabrik gula milik kolonial Belanda.
              Merosotnya tanaman padi mengakibatkan terjadi bencana kelaparan





                                                     Kebangsaan pada Era ...  181
   189   190   191   192   193   194   195   196   197   198   199