Page 200 - kebudayaan
P. 200

Joyopranoto di pasar Karangkobar. Joyopranoto adalah mandor kaya-
              raya di pabrik gula Sokaraja di tepi Kali Serayu, milik tuan Gerrit van
              Holstein yang tinggal di Betawi.

                  Dalam asuhan Joyopranoto dan istrinya Waginah—yang memang
              belum memiliki keturunan—Urip diasuh penuh kasih sayang bagaikan
              anak sendiri. Urip tumbuh besar menjadi gadis indo yang cantik jelita
              dan berpakaian noni Belanda. Joyopranoto dan istrinya tetap tidak
              mau membuka rahasia asal-usul Urip kepada siapa pun.
                  Pada Juli 1856, pemilik pabrik tebu tempat Joyopranoto bekerja
              sebagai mandor, yakni tuan dan nyonya Gerrit van Holstein, dan
              anaknya Lucie berusia empat tahun, datang dari Betawi ke Sokaraja.
              Ia membawa sahabat karibnya, tuan Kontrolir Kedu, Jan Elout van
              Hoogerveldt, bersama anak laki-lakinya berumur enam tahun yang
              bernama Sondari atau dipanggil Sinyo Sondari. Sondari seperti pinang
              dibelah dua dengan Urip. Betapa tidak, mereka satu ayah lain ibu.
              Bedanya, Sondari berkulit putih, sedangkan Urip berkulit kuning
              langsat. Namun, dalam pertemuan ayah, anak, dan saudara itu, tidak
              ada yang tahu bahwa Urip adalah anak Elout van Hoogerveldt.

                  Delapan tahun kemudian, Gerrit van Holstein dan Jan Elout
              van Hoogerveldt meninggal dunia. Pabrik gula yang dimandori
              oleh Joyopranoto kemudian berada dalam otoritas janda Gerrit van
              Holstein. Ia ingin menambah seorang opsiner di perusahaan yang
              memahami adat-istiadat pribumi. Janda van Holstein menginginkan
              Sondari menjadi opsiner di perusahaannya karena anak muda itu
              memang diinginkannya menjadi menantunya alias menjadi suami
              Lucie. Setelah ayahnya, Jan Elout van Hoogerveldt, meninggal, Sondari  Buku ini tidak diperjualbelikan.
              hidup melarat dan menumpang pada keluarga Bang Rapi, bek (kepala
              kampung dalam kota) Kemayoran di Betawi.

                  Pada saat itu, Urip sudah berumur 12 tahun. Karena  Joyopranoto
              taat  beragama  Islam, nama Urip diganti  menjadi  Siti  Mariah.






                                                     Kebangsaan pada Era ...  187
   195   196   197   198   199   200   201   202   203   204   205