Page 51 - kebudayaan
P. 51
Baginda itu raja yang saleh
daripada awal sudah terpilih
membaca Qur’an sangatlah fasih
beroleh pangkat yang amat lebih
Baginda itu raja yang saleh
akan Allah dan Rasul sangatlah bakti
suci dan ikhlas di dalam hati
seperti air ma’al hayati
Puji-pujian pada kutipan bait pertama dinyatakan dalam bagian
Tuanku Sultan yang amat ghana. Kata ghana maknanya kaya. Kaya
tidak mengacu pada kekayaan lahiriah atau banyak harta, tetapi kaya
dalam hal batiniah. Hal itu dinyatakan dalam bait kedua yang gaya
pengucapannya sama dengan larik pertama pada bait ke-1. Pada bait
ke-2 terdapat larik Junjunganku raja yang budiman. Kata budiman
bermakna orang yang berbudi, pintar, dan bijaksana. Ujaran yang
sejajar lainnya adalah Baginda itu raja yang saleh pada bait yang ke-3
dan diulang kembali pada bait yang ke-4 pada larik pertama.
Penempatan puji-pujian pada setiap larik pertama dalam keempat
bait itu memperlihatkan adanya penekanan bahwa sultan, raja, dan
baginda yang diungkapkan itu mengacu pada satu tokoh, yakni Sultan
Gowa, Sultan Hasanuddin. Pada bagian itu terlihat bahwa sultan yang
menjadi pimpinan mereka sangat agung sifatnya. Hal itu diungkapkan
dengan kata-kata ghana, budiman, dan saleh. Sifat yang agung itu
tecermin juga dengan keindahan bait-bait dan larik-larik yang teratur
dan bunyi-bunyi indah. Buku ini tidak diperjualbelikan.
Penekanan kebaikan sifat Sultan Gowa ditekankan lagi pada bait
kedua, ketiga, dan keempat. Misalnya pada bait kesatu dinyatakan, “...
sempurna arif lagi bijaksana/mengetahui ilmu empat belas laksana/
mendapat hakikat yang amat sempurna.” Pada larik-larik tersebut,
terdapat kata-kata kunci yang dalam maknanya, yaitu sempurna, arif,
38 Narasi Kebangsaan dalam ...