Page 57 - kebudayaan
P. 57

Sultan Gowa dan beberapa pendukungnya berusaha keras menentang
            kolonialisme Belanda. Mereka bersekutu membentuk sebuah kekuatan
            besar melawan Belanda.

                Demi Welanda sampai ke darat
                serta bertemu lalu berkerat
                Mengkasar menempuh seperti memerap
                Si Kuffar pun lari undur larat
                Fakir mendengar khabarnya konon
                larilah Welanda Maluku dan Ambon
                gentar pucat muka si Buton
                kepada air masin ia pun terjun
                Sekalian lari lintang-pukang
                setengah mati terlelentang
                oleh Mengkasar kepalanya dipegang
                dikeratnya leher dengan pedang

                Tiadalah habis hamba katakan
                patahlah perang Welanda syetan
                seorang pun tidak lagi bertahan
                gentarlah dagu di Buton hewan

                Dalam kutipan tersebut diketahui bahwa orang Makassar
            mempertahankan harga dirinya dengan mempertahankan kerajaan
            sebagai pusat kekuasaan. Belanda dengan kapal perangnya selama ini
            hanya berani di tengah laut. Namun, ketika sampai ke darat, Belanda
            langsung dikerat. Kerat berarti dipenggal atau dipotong. Musuh itu
            takut dengan laskar Makassar yang menyerangnya di darat. Pihak      Buku ini tidak diperjualbelikan.
            Belanda langsung mundur dan lari. Hal itu diungkapkan dengan Si
            Kuffar pun lari undur larat. Larik ini memperlihatkan kebencian yang
            dalam pada pihak kolonial Belanda sehingga mereka dijuluki dengan
            Si Kuffar atau orang yang tidak percaya pada Allah.






          44     Narasi Kebangsaan dalam ...
   52   53   54   55   56   57   58   59   60   61   62