Page 86 - kebudayaan
P. 86
Putri Mayang Mangurai. Orang Kayo Hitam pamit kepada mertuanya
hendak membawa istrinya ke Tanjung Jabung. Tumenggung Merah
Mato mengizinkan dan dia memberi/menghanyutkan 2 ekor angsa
supaya mencari tempat yang baik untuk Orang Kayo Hitam membuat
negeri. Pesan mertuanya, jika itik angsa itu mupur (tinggal) sampai
3 hari lamanya, tempat tinggal itik itulah yang harus dibersihkan
sebagai tempat untuk membuat negeri. Orang Kayo Hitam datang
membawa parang, kemudian dia mulai membersihkan tanah yang
telah dipilih oleh dua ekor angsa. Akhirnya, ramailah orang membuat
perkampungan dan tanah itu dinamakan Tanah Pilih.
Asal Usul Daerah dan Raja-Raja Jambi
Tahun 686 Masehi, Kerajaan Seriwijaya menguasai Pulau Bangka dan
tahun 690 Kerajaan Melayu Jambi telah berada di bawah kekuasaan-
nya. Begitu pula Kerajaan Seriwijaya mengadakan penyerangan ke
kerajaan di Jawa Barat dan Jawa Tengah dan memperoleh kemenangan.
Pada masa itu, Kerajaan Seriwijaya merupakan kerajaan terkuat di
seluruh wilayah Indonesia. Setelah menguasai Melaka tahun 802,
Kamboja berada di wilayah kekuasaannya. Palembang sebagai ibu
kota kerajaan dan Kataha (di Semenanjung Melaka) menjadi pusat
perniagaan yang ramai. Kerajaan Seriwijaya diperintah oleh raja dari
keluarga Syailendra yang dinamakan Seri Maha Raja dan memeluk
agama Buddha Mahayana. Banyak pendeta yang mempelajari agama
Buddha di kota itu sebelum mereka melanjutkan pelajarannya ke India.
Tahun 860 Seriwijaya kalah dari kerajaan di Jawa Tengah. Tahun 869
Kamboja melepaskan diri dari kekuasaan Seriwijaya. Buku ini tidak diperjualbelikan.
Sejak abad ke XII kekuasaan Seriwijaya berkurang sedikit demi
sedikit. Sementara, Negeri Melayu (wilayah jajahan Seriwijaya) maju
pesat dalam hal perniagaan di Selat Melaka. Kekuasaan Melayu
dipegang oleh raja bangsa Syailendrajaya yang berkedudukan di Ulu
Batang Hari (di daerah Siguntur sekarang). Pada masa itu, kerajaan
Cinta Tanah Air ... 73