Page 91 - kebudayaan
P. 91

Rakus terbit tahun 1930. Karya Drama di Boven Digul dan Zonder
            Lentera kemudian diterbitkan dalam bentuk buku oleh Kepustakaan
            Populer Gramedia pada 2001. Drama di Boven Digul terbit dalam satu
            jilid tersendiri dengan tebal 745 halaman, sementara Zonder Lentera
            terbit bersama empat karya Kwee Tek Hoay lainnya. Drama di Boven
            Digul disebutkan oleh beberapa ahli sebagai salah satu karya besar
            Kwee Tek Hoay. Sementara itu, Zonder Lentera hingga tahun 2019
            masih diapresiasi masyarakat dalam bentuk drama pentas. Pada 9–10
            Februari 2011 karya ini dipentaskan oleh Teater Bejana di Gedung
            Kesenian Jakarta, dan pada 26–27 Januari 2019 dipentaskan di Graha
            Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki.
                Beberapa penelitian telah dilakukan terhadap Drama di Boven
            Digul, di antaranya tesis Tian Jingjing di Universitas Indonesia tahun
            2004. Penulis tesis ini adalah seorang mahasiswa Cina yang bersekolah
            di Indonesia. Tian (2004) menyatakan bahwa posisi etnis Tionghoa
            dalam pertentangan antarkelas sosial di dalam masyarakat Indonesia
            adalah sebagai pihak luar. Ketika terjadi pemberontakan komunis,
            orang Tionghoa tidak memiliki kepentingan dan sama sekali tidak
            mau terlibat. Hal lain yang disampaikan adalah bahwa orang Tionghoa
            berada di luar berbagai pertentangan tersebut, tetapi memiliki peranan
            penting untuk menentukan sikap yang diambil oleh orang Indonesia
            (Tian, 2004). Pada awal abad ke-20, beberapa organisasi pribumi tidak
            menerima anggota etnis Tionghoa dan munculnya politik etis juga
            memunculkan gerakan antietnis Tionghoa di Jawa (Tian, 2004: 62).
            Menurut Tian (2004), di satu sisi terdapat hubungan seperti “minyak
            dan air” antara Tionghoa dan Indonesia pada masa itu. Di sisi yang   Buku ini tidak diperjualbelikan.
            lain, orang-orang Tionghoa ini hidup di Hindia Belanda dan terlibat
            dalam berbagai masalah kehidupan masyarakat pribumi di Hindia
            Belanda. Ini tentunya memunculkan pertanyaan apakah tidak ada
            celah hubungan antara orang-orang Tionghoa dan orang-orang
            Indonesia pada masa itu.





          78     Narasi Kebangsaan dalam ...
   86   87   88   89   90   91   92   93   94   95   96