Page 90 - kebudayaan
P. 90
BAB V
Posisi Peranakan Tionghoa dalam
Narasi Kebangsaan: Kajian Drama
di Boven Digul dan Zonder Lentera
Erlis Nur Mujiningsih dan Suyono Suyatno
A. Kwee Tek Hoay dalam Karya Novel Drama di Boven
Digul dan Zonder Lentera
Kwee Tek Hoay dapat dikatakan sebagai salah satu pengarang besar
yang dimiliki kalangan Tionghoa Peranakan. Dia adalah seorang
wartawan yang bekerja di pelbagai surat kabar pada masa sebelum
perang. Pengarang ini telah menulis 115 judul cerita (Suryadinata,
1996). Kwee Tek Hoay, menurut Santosa (2012), adalah pengarang
yang menganut filsafat Tridharma. Dalam filsafat ini, terdapat
semangat persamaan semua manusia (Santosa, 2012). Hal ini yang
menjadikan beberapa karya Kwee Tek Hoay bersinggungan dengan
masyarakat pribumi dan dengan persoalan nasionalisme yang mulai
tumbuh pada awal abad ke-20, misalnya dalam Drama di Boven Digul Buku ini tidak diperjualbelikan.
dan Zonder Lentera.
Drama di Boven Digul dimuat pertama kali dalam majalah
Panorama sebagai cerita bersambung mulai 15 Desember 1929 sampai
1 Januari 1932 dan Zonder Lentera atawa Hikayatnya Satu Wijkmeester
77