Page 89 - kebudayaan
P. 89
Orang Kayo Hitam sangat murka melihat negerinya di bawah
kekuasaan Majapahit dan harus membayar upeti tahunan. Dia me-
larang keluarga dan rakyatnya membayar upeti ke Majapahit. Raja
Majapahit sangat murka mendengar Negeri Jambi tidak membayar
upeti. Orang Majapahit bermaksud menghukum Orang Kayo Hitam,
tetapi dia sangat sakti dan tidak bisa dikalahkan. Untuk itu, Raja Ma-
japahit memerintahkan untuk membuat keris dari besi yang diambil
dari sembilan desa.
Rencana Majapahit membuat keris diketahui oleh Orang Kayo Hi-
tam. Orang Kayo Hitam pergi ke Jawa. Dengan kepandaiannya, Orang
Kayo Hitam dapat menemukan orang yang tengah membuat keris itu.
Pandai besi tersebut dibunuhnya, kemudian keris dirampasnya. Raja
Majapahit sangat sakit hati mendengar kejadian itu.
Namun, raja Majapahit ingin memperbaiki hubungan dengan
Orang Kayo Hitam Dengan cara mengawinkan Orang Kayo Hitam
dengan putrinya yang bernama Putri Ratu Bersela. Dalam masa per-
lawatan Orang Kayo Hitam ke Jawa, Orang Kayo Pingai memerintah
Negeri Jambi. Sekembalinya Orang Kayo Hitam ke Jambi, Orang
Kayo Pingai mengundurkan diri dan takhta diserahkan kepada Orang
Kayo Hitam. Sementara itu, keris besi sembilan desa, yang dinamakan
Buku ini tidak diperjualbelikan.
Keris Siginjai, dijadikan tanda pangkat kerajaan Jambi. Barang siapa
memegang Keris Siginjai barulah ia diakui sebagai Raja Negeri Jambi.
Sumber: Tim Penyusun Cerita Rakyat Daerah Jambi (tanpa tahun)
76 Narasi Kebangsaan dalam ...