Page 134 - Cerita-Rakyat-Pulau-Buru-Kezia-PDF
P. 134
Antologi CeritA rAkyAt PulAu Buru Antologi CeritA rAkyAt PulAu Buru
Tiba-tiba, Si Asu menyadari ada sesuatu yang tidak
beres. Ia tidak melihat Manjangan jantan. Saat berbalik ke
tempat semula, Manjangan betina tiada lagi terlihat.
“Saya ditipu,” pikir Si Asu. Ia segera berlari sekuat tenaga
masuk ke hutan. Setelah beberapa lama berlari, tampaklah dari
jauh pasangan Manjangan itu. Si Asu memanggil keduanya.
Bukannya menoleh, pasangan Manjangan itu malah terus
berlari. Si Asu semakin yakin dirinya telah ditipu pasangan
Manjangan itu. Manjangan itu sebenarnya bukan mau
meminjam tanduknya, tetapi hendak memilikinya.
Dalam kondisi kelelahan, Si Asu berteriak kepada
Manjangan, “Wahai Manjangan, mulai saat ini, ada persoalan
besar di antara kita berdua. Engkau telah membawa lari
tandukku. Sampai kapan pun dan di mana pun, apabila kita
bertemu, maka aku akan meminta kembali tandukku!”
Si Asu benar-benar marah. Ia tidak menyangka sahabat
yang dikenalnya sejak kecil, tega mengelabuinya. Selama ini,
Manjangan itu telah dianggapnya sebagai saudaranya sendiri.
Kemarahan Si Asu kepada Manjangan belum terobati.
Hingga kini, bila melihat Manjangan jantan, Si Asu pasti
akan mengejar Manjangan itu. Asu hendak meminta kembali
tanduknya yang dahulu dipinjam dan dibawa lari oleh
Manjangan jantan.
123 123