Page 141 - Cerita-Rakyat-Pulau-Buru-Kezia-PDF
P. 141
Antologi CeritA rAkyAt PulAu Buru Antologi CeritA rAkyAt PulAu Buru
beberapa ekor ikan besar. Sang ibu menyuruh kedua anaknya
untuk pulang terlebih dahulu dengan membawa ikan yang
mereka peroleh.
“Anak-anakku, kalian pulanglah! Bakar ikan ini serta
rebuslah ubi yang sudah ibu siapkan! Sisakan makanan untuk
ibu! Ibu masih akan singgah di kebun.”
“Baik Bu,” jawab kedua anaknya.
Kedua anak itu pulang dengan senang hati. Mereka
gembira sekali karena hari ini mereka akan menikmati
makanan yang lezat. Setiba di rumah, ikan yang dibawa segera
dibakar. Ubi direbus. Setelah ikan dan ubi matang, keduanya
makan bersama-sama. Mereka mengingat pesan sang ibu
untuk menyisakan makanan.
Selesai makan, si kakak membersihkan rumah. Setelah
itu, keduanya bermain di halaman rumah hingga hari
menjelang sore. Saat mereka selesai bermain, ternyata sang
ibu belum juga kembali dari kebun. Sementara itu si adik yang
baru selesai bermain, kembali merasa lapar.
“Kak, Ibu belum pulang?” Si adik merengek kepada
kakaknya.
“Bukankah adik sudah tahu? Kenapa nangis lagi?” tanya
kakaknya sambil bernyanyi menghibur adiknya.
“Kak, aku lapar. Aku mau makan lagi,” kata si adik.
“Adikku sayang, tadi kan sudah makan. Kenapa minta
makan lagi?” tanya kakaknya.
“Aku lapar lagi kak. Aku mau makan ubi bersama ikan
bakar.” Si adik kembali merengek.
“Jangan! Itu untuk ibu,” jawab si kakak.
Si adik tetap ngotot. Akhirnya si kakak memberikan
separuh makanan yang disisakan untuk ibu tadi. Lantas, si
kakak menasihati adiknya.
130 130