Page 146 - Cerita-Rakyat-Pulau-Buru-Kezia-PDF
P. 146

Antologi CeritA rAkyAt PulAu Buru                                              Antologi CeritA rAkyAt PulAu Buru












               SEBAB BERNAMA PANTAI MERAH PUTIH


                                 Ahmad, S.Pd.




                   ahulu kala, di Namlea, Pulau Buru, terjadi pertempuran
               Dyang begitu dahsyat dari antara pejuang Pulau Buru
            melawan penjajah Belanda. Meskipun kemerdekaan Indonesia
            telah diproklamirkan di Jakarta, namun berita itu belum
            sampai ke telinga masyarakat Pulau Buru. Sebabnya yakni
            semua jaringan komunikasi pada saat itu masih dikuasai oleh
            pemerintah penjajah Belanda.
                  Pada pertempuran pertama dan kedua, banyak pasukan
            Belanda yang mati. Walau begitu, masih ada beberapa tentara
            Belanda yang masih tetap bertahan di markas mereka di sekitar
            pantai Namlea. Hal itu menandakan bahwa pertempuran
            masih akan terus berlanjut.
                  Kala saat itu, kilat, guntur, dan petir sambar-menyambar.
            Langit terlihat gelap-gulita. Suasana itu seolah-olah
            merupakan pekikan Pulau Buru yang menuntut kemerdekaan
            dari penjajah Belanda.

                  Suatu hari, tersiar kabar bahwa sehari lagi kapal perang
            Belanda yang membawa perlengkapan senjata dan bala tentara
            akan tiba di pelabuhan Namlea. Mendengar kabar itu, para
            pejuang mengadakan rapat besar di kampung Nametek. Para
            pejuang hendak membahas taktik untuk menyerbu markas



                                       135                                                                            135
   141   142   143   144   145   146   147   148   149   150   151