Page 142 - Cerita-Rakyat-Pulau-Buru-Kezia-PDF
P. 142

Antologi CeritA rAkyAt PulAu Buru                                              Antologi CeritA rAkyAt PulAu Buru

                  “Awas  yah! Besok jangan lagi!  Kasihan ibu.  Tiap hari
            cari makan untuk kita berdua.”

                  “Ia kak,” jawab si adik.
                  Tak berapa lama, sang ibu kembali dari kebun.
                  “Lolo… Lolooooo…, Ibu pulang,” sahut sang ibu.
                  Tahu ibunya telah pulang, kedua anaknya menyambut
            dengan gembira. Sang Ibu terlihat lelah dan lapar. Di dapur,
            sang  ibu  memakan  makanan  yang  telah  disisakan  anak-
            anaknya. Meskipun makanan yang tersisa tidaklah banyak,
            namun sang ibu tidak marah. Bagi sang ibu, yang penting
            kedua anaknya tidak kelaparan.
                  Pada suatu pagi ketika sang ibu hendak ke kebun, sang
            ibu menyampaikan nasihat kepada si kakak.
                  “Jaga adikmu baik-baik! Jangan membuat adikmu
            menangis!” pesan sang ibu.
                  “Baik, Bu,” jawab si kakak. “Hati-hati Bu! Cepat pulang!”
                  “Ia, Nak. Ibu akan cepat pulang,” janji ibunya.
                  Setelah sang ibu pergi, kedua anak itu ingin membantu
            sang ibu. Keduanya pergi mengambil kayu di hutan yang
            letaknya tidak jauh dari rumah. Setiba di hutan, mereka
            langsung memungut kayu bakar. Kayu yang terkumpul
            kemudian diikat dengan rapi. Kakak-beradik pulang ke rumah
            dengan membawa kayu bakar.
                  Setiba di rumah, ternyata sang ibu sudah terlebih
            lebih dahulu kembali ke rumah. Sang ibu telah menyiapkan
            makanan untuk kedua anaknya. Sang ibu menyuruh kedua
            anaknya untuk membersihkan diri. Setelah itu, sang ibu
            memanggil mereka untuk makan bersama-sama. Sebelum
            makan. kedua anak itu berdoa.
                  Mereka makan dengan lahap sekali. Betapa senang hati
            sang ibu melihat kedua anaknya makan bersamanya. Sambil

                                       131                                                                            131
   137   138   139   140   141   142   143   144   145   146   147