Page 33 - Cerita-Rakyat-Pulau-Buru-Kezia-PDF
P. 33

Antologi CeritA rAkyAt PulAu Buru                                              Antologi CeritA rAkyAt PulAu Buru

                  “Tenanglah  Bapak  dan  Ibu!  Kita  belum  tahu  apa  yang
            terjadi. Janganlah berpikir yang tidak-tidak! Kalaupun Belanda
            telah menemukan tempat ini, kita pasti telah ditangkap. Saat
            ini kita masih baik-baik saja. Jadi tenanglah! Jangan membuat
            yang lainnya menjadi panik! Kita tunggu saja apa yang akan
            disampaikan oleh Bapa Goa!”  jawab Umar menenangkan warga.
                  Setelah Umar berhasil menenangkan warga, datanglah
            Bapa Goa. Ia langsung duduk di hadapan warga.
                  “Tenanglah! Apa yang akan saya sampaikan ini tidaklah
            seperti itu!” kata Bapa Goa.
                  “Jika  tidak  seperti yang kami pikirkan, lalu apa  yang
            akan Bapak sampaikan? Ini sudah larut malam,” jawab seorang
            pemuda.
                  “Saya minta maaf karena meminta kalian berkumpul di
            tengah malam seperti ini,” kata Bapa Goa.
                  “Dengarlah baik-baik! Sebelumnya, saya ingin bertanya.
            Siapa yang telah mengotori dan melakukan perbuatan tidak
            terpuji di kolam itu?” tanya Bapa Goa sambil telunjuknya
            mengarah ke kolam yang ada di dalam gua.
                  Mendengar  pertanyaan  itu, warga yang  tadinya riuh
            tiba-tiba menjadi hening. Mereka saling berpandangan satu
            sama lain. Ada juga yang hanya menunduk. Tidak ada satupun
            warga yang menjawab pertanyaan Bapa Goa.
                  “Kenapa Bapak menanyakan hal itu? Tentu saja kami
            tidak mungkin melakukan perbuatan yang tidak terpuji itu.
            Siapa  orang  yang  menyampaikan  hal  ini  kepada  Bapak?”
            teriak seorang pemuda bernama Taufik.
                  “Baiklah! Taufik, kamu bertanya siapa yang telah
            menyampaikan hal ini?” sahut Bapa Goa kepada Taufik.
            “Jawabanku, tidak ada warga yang menyampaikan hal ini
            kepadaku.”



                                       22                                                                              22
   28   29   30   31   32   33   34   35   36   37   38