Page 37 - Cerita-Rakyat-Pulau-Buru-Kezia-PDF
P. 37

Antologi CeritA rAkyAt PulAu Buru                                              Antologi CeritA rAkyAt PulAu Buru

            yang hijau. Sesekali burung Garuda terbang ke sana kemari
            sambil melihat ke bawah.

                  “Aku harap dapat menemukan makanan di bawah.
            Atau ada Garuda betina yang dapat kujadikan teman untuk
            menemani hari-hariku yang sepi,” ucap Garuda dalam hati.

                  Tiba-tiba ia melihat ada titik-titik hitam di laut.
                  “Ada apa di laut sana?” burung Garuda bertanya dalam
            hati sambil terus mengamati titik-titik hitam yang semakin
            mendekat. Ternyata titik-titik hitam itu adalah kapal-kapal
            asing yang berusaha memasuki wilayah perairan Pulau Buru.

                  Kapal-kapal itu adalah milik penjajah Belanda (VOC)
            yang datang untuk mengambil kekayaan alam yang ada
            di Pulau Buru. Belanda sudah menjajah bangsa Indonesia
            beratus-ratus tahun lamanya. Mereka mengambil kekayaan
            alam yang ada di pelosok tanah air tercinta. Namun mereka
            tidak pernah puas dengan apa yang mereka kuasai. Belanda
            selalu melebarkan kekuasaannya di setiap jengkal tanah
            negeri ini. Kini, tangan-tangan jahat kaum kolonial Belanda
            mengancam Pulau Buru.
                  Melihat kedatangan armada-armada Belanda di
            perairan Buru, burung Garuda semakin penasaran.
                  ”Mau apa mereka ke sini,” katanya dalam hati.
                  Lalu burung itu langsung terbang ke arah kapal-kapal
            asing tersebut. Tiba-tiba terdengar bunyi keras dari arah kapal.
                  “Dor,,, dor,,, dor,,, dor,,,,”

                  Rupanya, itu bunyi tembakan. Orang-orang yang berada
            di kapal menembakkan peluru ke arah burung Garuda. Namun
            tembakan mereka meleset. Burung Garuda tetap melanjutkan
            niatnya untuk mencari tahu maksud kedatangan kapal-kapal
            asing itu.




                                       26                                                                              26
   32   33   34   35   36   37   38   39   40   41   42