Page 41 - Cerita-Rakyat-Pulau-Buru-Kezia-PDF
P. 41

Antologi CeritA rAkyAt PulAu Buru                                              Antologi CeritA rAkyAt PulAu Buru

            memanggil Mhat Jawa dan Ode Tagu. Seorang anak buah
            kepala desa segera mencari Mhat Jawa dan Ode Tagu. Setibanya
            di rumah Mhat Jawa dan Ode Tagu, utusan itu menyampaikan
            pesan raja. Intinya, mereka harus duduk bersama untuk
            mencari cara untuk melawan dan mengalahkan Belanda.
                  Kepala  desa  menunggu  Mhat  Jawa  dan  Ode  Tagu  di
            ruang tamu rumahnya. Ia ingin kedua rekannya itu segera
            tiba di rumahnya. Namun setelah tiga jam ditunggu, kedua
            temannya belum juga tampak.
                  “Tok, tok, tok,” tiba-tiba ada yang mengetuk pintu
            rumah kepala desa.
                  “Mereka telah sampai di rumah,” batin kepala desa.
            Lantas ia segera menuju pintu untuk dibuka. Ia hendak
            menyapa kedua temannya, Mhat Jawa dan Ode Tagu.
                  Pintu terbuka. Wajah kepala desa yang semula
            bersemangat kini terlihat sendu.
                  “Oh, Ibu. Masuk,” kata kepala desa kepada orang yang
            berdiri di depan pintu.
                  Orang yang tiba di rumah itu adalah istri dan anak kepala
            desa. Kepala desa sedang menunggu sahabatnya, rupanya
            yang mengetuk pintu ke rumah adalah istrinya. Mereka baru
            pulang dari kebun untuk memetik daun singkong.
                  Tidak berselang lama, pintu rumah kepala desa kembali
            diketuk orang. Kepala desa dengan agak berlari, menuju pintu.
                  “Akhirnya kalian datang,” kata kepala desa  sambil
            menyalami kedua rekannya itu. “Mari masuk ke rumah.”
                  Kepala desa dan kedua rekannya lantas mencari tempat
            duduk yang lebih nyaman. Mereka mencari tempat yang tidak
            berisik dan aman. Rupanya, merek akan membicarakan hal
            yang sangat penting.
                  “Bagaimana keadaan kalian berdua?” kata kepala desa


                                       30                                                                              30
   36   37   38   39   40   41   42   43   44   45   46