Page 44 - Cerita-Rakyat-Pulau-Buru-Kezia-PDF
P. 44
Antologi CeritA rAkyAt PulAu Buru Antologi CeritA rAkyAt PulAu Buru
“Siap,” sahut Mhat Jawa dan Ode Tagu serentak.
“Kalau begitu, sebaiknya kita segera bubar sebelum
Belanda tahu pertemuan ini,” kata Mhat Jawa. “Benar,” sahut
kepala desa.
Mereka bergegas bubar. Dalam sekejap, merek telah
hilang di tengah malam hening. Kepala desa dan Mhat Jawa
telah menuju rumah masing-masing. Sementara itu, Ode
Tagu berdoa semoga penjajah Belanda segera pergi dari negeri
mereka.
Pagi datang. Mereka menjalankan rencana yang telah
disepakati. Mhat Jawa mengumpulkan pemuda. Ode Tagu
mengamankan bendera, sedangkan kepala desa menenangkan
warga. Keadaan itu menjadikan Belanda tidak berani datang
ke kampung mereka.
Akhirnya, desa mereka kembali aman karena penjajah
Belanda telah pergi. Bendera pusaka yang dimiliki masyarakat
Desa Siahoni tetap terlindungi sampai dikibarkan pada tahun
1946.
33 33