Page 43 - Cerita-Rakyat-Pulau-Buru-Kezia-PDF
P. 43
Antologi CeritA rAkyAt PulAu Buru Antologi CeritA rAkyAt PulAu Buru
ada yang mengetahuimu.”
Anak kepala desa segera menuju rumah dua rekan
ayahnya. Tidak berselang lama, ia kembali ke rumah. Ia
melaporkan pada ayahnya bahwa kedua sahabatnya itu dalam
keadaan baik-baik saja.
Malam itu, usai salat Isya, kepala desa akan bertemu
dengan Mhat Jawa dan Ode Tagu di masjid. Akan tetapi, di
masjid telah dipenuhi warga yang mengungsi. Akhirnya,
kepala desa bersama dua rekannya sepakat untuk mencari
tempat lain yang tidak banyak orang. Sepakatlah mereka untuk
berkumpul di rumah Ode Tagu. Rumah Ode Tagu memang
lumayan jauh sehingga dianggap lebih aman.
“Kita harus segera pergi sebelum ada orang yang curiga,”
kata kepala desa.
Setiba mereka di rumah Ode Tagu, ketiganya berunding.
“Bagaimana kalau kita bagi tugas, Pak Desa?” kata Mhat
Jawa.
“Bagaimana menurut Ode?” tanya kepala desa sambil
menatap Ode Tagu.
“Jika itu yang terbaik, saya setuju,” sahut Ode Tagu
dengan tegas.
“Baik. Saya yang akan mengurus ketenangan warga
dan kondisi kampung. Kamu Mhat agar mengumpul para
pemuda. Urus keamanan agar diperketat. Kamu Ode, tugas
kamu menjaga bendera pusaka agar tetap aman. Setuju?”
“Saya setuju,” kata Mhat Jawa sambil mengangguk.
“Saya juga setuju,” tambah Ode Tagu.
“Kita sudah bersepakat. Jangan sampai rencana ini
diketahui oleh musuh,” kata kepala desa mengingati Mhat
Jawa dan Ode Tagu.
32 32