Page 35 - Cerita-Rakyat-Pulau-Buru-Kezia-PDF
P. 35
Antologi CeritA rAkyAt PulAu Buru Antologi CeritA rAkyAt PulAu Buru
itu. Tak hanya kolam, mereka turut membersihkan setiap sisi
gua. Tidak lama kemudian, Bapa Goa muncul.
“Lihatlah! Kami telah membersihkan tempat ini,” kata
Taufik mewakili warga lainnya.
“Saya berterima kasih karena kalian mau mengikutiku.
Mulai hari ini tetaplah jaga tempat ini! Jangan ada lagi yang
mengotori atau berbuat tidak baik, atau berkata-kata tidak
sopan di tempat ini,” kata Bapa Goa.
Beberapa waktu kemudian, terdengar kabar
kemerdekaan Indonesia. Penjajah Belanda telah meninggalkan
Pulau Buru. Warga keluar dari gua persembunyian. Mereka
kembali menata kehidupan. Akan tetapi, akibat perang, warga
kesulitan mencari sumber air. Semua mata air yang ada di
dalam kampung telah kering. Akhirnya, Bapa Goa selaku
orang yang dituakan di kampung itu menyarankan agar
mengambil air yang ada di dalam gua sang Air Putri.
Sejak saat itu, air yang ada di dalam gua Air Putri
menjadi sumber air warga sekitar. Warga sangat terbantu
dengan keberadaan dua kolam yang ada di dalam gua. Untuk
itu, warga selalu menjaga kebersihan sekitar air itu. Mereka
menjaga sikap agar selalu berbuat baik kepada siapa saja.
Dengan begitu, air yang ada di dalam gua selalu tersedia untuk
dipakai warga.
24 24