Page 100 - Karen Armstong - Sejarah Tuhan
P. 100
http://pustaka-indo.blogspot.com
ramalan Amos, Yahweh berbicara atas nama kaum tertindas,
menyuarakan mereka yang tak mampu bersuara, dan
mengurangi penderitaan orang-orang miskin. Pada baris
pertama ramalannya, seperti yang sampai kepada kita,
Yahweh berseru dengan keras dari Kuilnya di Yerusalem
saat merenungkan kesengsaraan seluruh negeri di Timur
Dekat, termasuk Yehuda dan Israel. Orang Israel
sebenarnya sama jeleknya dengan goyim, orang non-Yahudi:
mereka mungkin saja bisa bersikap acuh tak acuh terhadap
kesulitan dan penderitaan kaum miskin, namun Yahweh tidak
demikian. Dia memperhatikan setiap kecurangan, eksploitasi,
dan tarikan napas tanpa kasih sayang: “TUHAN telah
bersumpah demi kebanggaan Yakub: ‘Bahwasanya Aku
tidak akan melupakan untuk seterusnya segala perbuatan
17
mereka.’” Apakah mereka benar-benar telah kehilangan
akal sehingga menanti hari Tuhan, ketika Yahweh akan
mengagungkan Israel dan menghinakan goyim? Mereka
terperanjat: “Apakah gunanya hari TUHAN itu bagimu?
18
Hari itu kegelapan, bukan terang!” Mereka mengira
sebagai Umat Pilihan Tuhan? Mereka telah salah memahami
makna perjanjian, yang berarti tanggung jawab, bukan hak
istimewa: “Dengarlah firman ini, yang diucapkan TUHAN
tentang kamu, hai orang Israel!” teriak Amos, “tentang
segenap kaum yang telah Kutuntun keluar dari tanah Mesir:
Hanya kamu yang Kukenal dari segala kaum di
muka bumi,
sebab itu, Aku akan menghukum kamu karena
segala kesalahanmu.” 19
Perjanjian itu mengandung arti bahwa semua orang Israel
adalah pilihan Tuhan dan, karena itu, harus diperlakukan
secara layak. Tuhan tidak sekadar campur tangan dalam
sejarah untuk memenangkan Israel, melainkan untuk
~93~ (pustaka-indo)