Page 97 - Karen Armstong - Sejarah Tuhan
P. 97
http://pustaka-indo.blogspot.com
lembu dan keledai mengenal siapa tuannya, “tetapi Israel
tidak … umat-Ku tidak memahaminya.” 12
Yahweh sungguh telah muak dengan hewan-hewan kurban
di kuil, dibuat jemu oleh lemak dan darah sapi maupun
kambing dengan bau busuk darah yang tercium dari tempat
pembakaran. Dia tidak suka pesta-pesta mereka, upacara-
upacara tahun baru, dan ziarah yang mereka lakukan. 13
Tentu saja, ungkapan semacam ini akan sangat mengejutkan
audiens Yesaya: di Timur Tengah, perayaan-perayaan kultus
semacam ini merupakan esensi agama. Dewa-dewa pagan
sangat bergantung kepada upacara-upacara itu untuk
memulihkan energi mereka yang menipis; gengsi mereka
sebagiannya tergantung pada kemegahan kuil-kuil mereka.
Kini, Yahweh secara aktual telah mengatakan bahwa hal-hal
seperti itu sama sekali tak bermakna. Sebagaimana para
guru dan filosof lain di dunia berperadaban (Oikumene),
Yesaya merasa bahwa ibadah lahiriah tidaklah memadai.
Orang Israel mesti menemukan makna batin agama mereka.
Yahweh lebih menghendaki kasih sayang daripada
pengurbanan:
Bahkan sekalipun kamu berkali-kali berdoa,
Aku tidak akan mendengarkannya, sebab
tanganmu penuh
dengan darah.
Basuhlah, bersihkanlah dirimu, jauhkanlah
perbuatan-perbuatanmu
yang jahat
dari depan mata-Ku.
Berhentilah berbuat jahat, belajarlah berbuat
baik;
Usahakanlah keadilan, kendalikanlah orang
kejam;
belalah hak anak-anak yatim, perjuangkanlah
perkara janda-janda! 14
~90~ (pustaka-indo)