Page 101 - Karen Armstong - Sejarah Tuhan
P. 101

http://pustaka-indo.blogspot.com
             menegakkan  keadilan  sosial.  Inilah  jaminan  Tuhan  dalam
             sejarah  dan,  jika  diperlukan,  dia  akan  menggunakan tentara
             Asyur untuk menegakkan keadilan di buminya sendiri.

             Tidak  mengherankan,  kebanyakan  orang  Israel  menolak
             ajakan  nabi  untuk  masuk  ke  dalam  dialog  dengan  Yahweh.
             Mereka  lebih  suka  agama  kultus  yang  tak  banyak  syarat,
             entah di Kuil Yerusalem atau dalam kultus-kultus kesuburan
             Kanaan. Demikianlah keadaannya untuk seterusnya: agama
             kasih sayang hanya dianut oleh segelintir orang; kebanyakan
             penganut  agama  sudah  puas  dengan  sekadar  peribadatan
             yang  bersifat  lahiriah  di  sinagoga,  gereja,  kuil,  dan  masjid.
             Agama  Kanaan  kuno  masih  berkembang  di  Israel.  Pada
             abad  kesepuluh,  Raja  Yerobeam  I  mendirikan  dua  patung
             anak lembu di tempat kudus Dan dan Betel. Dua ratus tahun
             kemudian, orang Israel masih ikut dalam ritusritus kesuburan
             dan upacara seks suci di sana, sebagaimana kita lihat dalam
                                                        20
             ramalan  Hosea,  yang  sezaman  dengan  Amos.   Sebagian
             orang  Israel  tampak  berpendapat  bahwa  Yahweh
             mempunyai  seorang  istri,  seperti  halnya  dewa-dewa  lain:
             para arkeolog belakangan ini telah menemukan prasasti yang
             ditujukan “Kepada Yahweh dan Asyeranya”. Hosea merasa
             amat  terganggu  oleh  kenyataan  bahwa  orang  Israel
             melanggar pasal-pasal perjanjian dengan menyembah tuhan-
             tuhan  lain,  seperti  Baal.  Sebagaimana  semua  nabi  baru,
             Hosea  menaruh  perhatian  terhadap  makna  batiniah  agama.
             Dia  membuat  Yahweh  berfirman:  “Sebab  aku  menyukai
             kasih [hesed], dan bukan kurban sembelihan, dan menyukai
             pengenalan  akan  Allah  [daath  Elohim],  lebih  daripada
                                   21
             kurban-kurban  bakaran.”   Yang  dimaksudkannya  bukanlah
             pengetahuan  teologis:  kata  daath  berasal  dari  kata  kerja
             dalam  bahasa  Ibrani  yada  (mengenal)  yang  memiliki
             konotasi seksual. Sebagaimana J menyatakan bahwa Adam




                            ~94~ (pustaka-indo)
   96   97   98   99   100   101   102   103   104   105   106