Page 96 - Karen Armstong - Sejarah Tuhan
P. 96

http://pustaka-indo.blogspot.com
             membedakan  dirinya  dari  dewa-dewa  pagan  dengan  cara
             menampakkan  dirinya  dalam  peristiwa-peristiwa  langsung
             yang  konkret,  bukan  dalam  mitologi  dan  liturgi.  Kini,  nabi-
             nabi baru mengajarkan bahwa bencana maupun kemenangan
             politik  menampakkan  Tuhan  yang  menjadi  penguasa  dan
             pemilik   sejarah.   Semua   bangsa    berada    dalam
             genggamannya. Asyur pada suatu saat akan tiba pada masa
             keruntuhannya  hanya  karena  para  rajanya  tidak  menyadari
             bahwa mereka cuma alat di tangan suatu wujud yang lebih
                                            11
             besar daripada diri mereka sendiri.   Karena  Yahweh  telah
             meramalkan  kehancuran  total  Asyur,  sayup-sayup  terbit
             harapan tentang masa depan. Namun, tak ada seorang Israel
             pun  yang  berkeinginan  mendengar  berita  bahwa  bangsanya
             sendiri yang telah mengakibatkan kehancuran politik mereka
             sendiri  melalui  kebijakan-kebijakan  picik  dan  perilaku
             eksploitatif. Tak seorang pun yang senang mendengar bahwa
             Yahweh telah mendalangi keberhasilan serangan Asyur pada
             tahun  722  dan  701,  dan  dia  pula  yang  memimpin  pasukan
             Yosua,  Gideon,  dan  Raja  Daud.  Apa  yang  dia  kira  telah
             dilakukannya  terhadap  Bangsa  Pilihannya?  Tak  ada
             pemenuhan  harapan  dalam  penggambaran  Yesaya  tentang
             Yahweh. Alih-alih menawarkan penyembuh kepada manusia,
             Yahweh justru membuat manusia berhadapan dengan realitas
             yang  tidak  diharapkan.  Bukannya  berlindung  dalam
             penunaian  kultus  lama  yang  memproyeksikan  manusia
             kembali ke zaman mitikal, nabinabi seperti Yesaya mencoba
             membuat  bangsanya  melihat  langsung  peristiwa-peristiwa
             historis  aktual  dan  menerimanya  sebagai  dialog  yang
             menggentarkan dengan Tuhan mereka.

             Jika Tuhan Musa adalah sang Penakluk, Tuhan Yesaya sarat
             dengan  kesedihan.  Kenabian,  sebagaimana  diturunkan
             kepada  kita,  dimulai  dengan  ratapan  yang  sangat  tidak
             menyenangkan  bagi  orang-orang  yang  terlibat  perjanjian:



                            ~89~ (pustaka-indo)
   91   92   93   94   95   96   97   98   99   100   101