Page 110 - Karen Armstong - Sejarah Tuhan
P. 110
http://pustaka-indo.blogspot.com
misteri yang sangat luar biasa.
Bahaya religiusitas “keberhalaan” menjadi jelas sekitar tahun
622 SM selama masa pemerintahan Raja Yosia dari Yehuda.
Dia ingin mengubah kebijakan sinkretik pendahulunya, Raja
Manasye (687-42) dan Raja Amon (642-40) yang telah
menganjurkan rakyatnya untuk menyembah dewa-dewa
Kanaan selain Yahweh. Manasye telah menempatkan
sebuah berhala untuk Asyera di Kuil, yang di dalamnya telah
banyak dijalankan kultus kesuburan. Karena banyak orang
Israel setia kepada Asyera dan sebagian ada yang
menganggapnya sebagai istri Yahweh, hanya penganut
Yahwis yang sangat ketat yang memandang ini sebagai
penyimpangan. Namun, karena bertekad untuk meningkatkan
pemujaan terhadap Yahweh, Yosia memutuskan untuk
mengadakan perbaikan besar-besaran di Kuil. Sementara
para pekerja sedang sibuk membongkar bagian-bagian
bangunan Kuil, Imam Besar Hilkia dikabarkan telah
menemukan sebuah naskah kuno yang diduga merupakan
tulisan tentang pidato perpisahan Musa kepada anak-anak
Israel. Dia memberikan naskah itu kepada sekretaris Yosia,
Safan, yang membacanya dengan suara keras di hadapan
raja. Ketika mendengar hal itu, raja muda tersebut menyobek
bajunya karena ketakutan: tak heran jika Yahweh telah
begitu murka kepada para pendahulunya! Mereka semua
telah gagal total untuk mematuhi perintah-perintah yang
disampaikannya melalui Musa. 31
Hampir bisa dipastikan bahwa “Kitab hukum” yang
ditemukan oleh Hilkia itu adalah inti dari naskah yang kini
kita kenal sebagai Kitab Ulangan. Ada berbagai teori tentang
“penemuan”nya yang tepat waktu oleh kelompok pembaru.
Beberapa di antaranya bahkan menduga bahwa naskah itu
ditulis secara rahasia oleh Hilkia dan Safan sendiri dengan
~103~ (pustaka-indo)