Page 114 - Karen Armstong - Sejarah Tuhan
P. 114

http://pustaka-indo.blogspot.com
             dewa yang dia rasa tidak diinginkannya lagi. Penghancuran
             habis-habisan  ini  tumbuh  dari  kebencian  yang  berakar  dari
             rasa cemas dan takut yang terpendam.

             Para pembaru telah menulis ulang sejarah Israel. Kitab-kitab
             sejarah Yosua, hakim-hakim, Samuel, dan Raja-Raja direvisi
             sesuai  dengan  ideologi  baru  dan,  kemudian,  para  editor
             Pentateukh  menambahkan  bagian-bagian  yang  memberi
             tafsiran Deuteronomis atas mitos Pembebasan kepada narasi
             J  dan  E  yang  lebih  tua.  Yahweh  kini  adalah  perancang
             perang suci pemusnahan di Kanaan. Orang Israel diberi tahu
             bahwa  pribumi  Kanaan  tidak  akan  berdiam  di  negeri
                    37
             mereka,     sebuah    kebijakan   yang   oleh   Yosua
             diimplementasikan melalui cara yang betul-betul tidak suci:


                   Pada waktu itu, Yosua datang dan melenyapkan
                   orang  Enak  dari  pegunungan,  dari  Hebron,
                   Debir,  dan  Anab,  dari  seluruh  pengunungan
                   Yehuda  dan  dari  seluruh  pegunungan  Israel.
                   Mereka  dan  kota-kota  mereka  ditumpas  oleh
                   Yosua. Tidak ada lagi orang Enak ditinggalkan
                   hidup di negeri orang Israel; hanya di Gaza,
                   di  Gat,  dan  di  Asdod  masih  ada  yang
                   tertinggal. 38

             Sebenarnya  kita  tidak  tahu  apa-apa  tentang  penaklukan
             Kanaan  oleh  Yosua  dan  hakim-hakim,  meski  tak  diragukan
             bahwa  banyak  darah  yang  telah  ditumpahkan.  Akan  tetapi,
             sekarang pertumpahan darah itu telah diberi alasan religius.
             Bahaya  dari  teologi  keterpilihan  semacam  itu,  yang  tidak
             dibenarkan  dalam  perspektif  transenden  seorang  Yesaya,
             diperlihatkan dengan jelas dalam peperangan suci yang telah
             mencoreng sejarah monoteisme. Alih-alih menjadikan Tuhan
             sebagai  simbol  untuk  menantang  prasangka  kita  dan
             memaksa kita untuk berkontemplasi tentang kekurangan diri
             sendiri,  teologi  itu  bisa  digunakan  untuk  menguatkan



                            ~107~ (pustaka-indo)
   109   110   111   112   113   114   115   116   117   118   119