Page 116 - Karen Armstong - Sejarah Tuhan
P. 116

http://pustaka-indo.blogspot.com
             dapat melakukan hal itu.

             Kita  mesti  mencatat  bahwa  tidak  semua  orang  Israel
             memegang  Deuteronomisme  pada  masa-masa  yang
             menggiring ke penghancuran Yerusalem oleh Nebukadnezar
             pada  587  SM  dan  pengusiran  orang  Yahudi  ke  Babilonia.
             Pada  tahun  604,  ketika  Nebukadnezar  naik  takhta,  Nabi
             Yeremia membangkitkan perspektif ikonoklastik Yesaya yang
             membalik  sama  sekali  doktrin  Umat  Pilihan  yang  angkuh:
             Tuhan  menggunakan  orang  Babilonia  sebagai  alatnya  untuk
             menghukum  Israel,  dan  kini  giliran  Israellah  untuk “menjadi
             kengerian,  menjadi  sasaran  suitan  dan  menjadi  ketandusan
                                    39
             untuk  selama-lamanya”.   Mereka  akan  berada  di
             pengasingan selama tujuh puluh tahun. Ketika Raja Yoyakim
             mendengar  ramalan  ini,  dia  merampas  gulungan  naskah  itu
             dari  tangan  penulisnya,  merobeknya,  dan  melemparkannya
             ke dalam api. Takut nyawanya terancam, Yeremia terpaksa
             lari bersembunyi.

             Karier Yeremia memperlihatkan berat penderitaan dan usaha
             yang  diperlukan  untuk  membentuk  citra  Tuhan  yang  lebih
             menantang  ini.  Dia  tidak  suka  menjadi  nabi  dan  merasa
             sangat  berat  hati  jika  diharuskan  menghukum  orang-orang
                               40
             yang   dia   cintai.    Dia   bukanlah   seorang   yang
             bertemperamen  bengis,  melainkan  berhati  lunak.  Ketika
             panggilan datang kepadanya, dia berteriak memprotes: “Ah,
             Tuhan  Yahweh!  Sesungguhnya  aku  tidak  pandai  berbicara,
             sebab  aku  ini  masih  muda!”  lalu,  Yahweh  “mengulurkan
             tangan”  dan  menyentuh  bibir  Yeremia,  dan  meletakkan
             firmannya  di  mulut  Yeremia.  Pesan  yang  mesti
             diartikulasikan Yeremia masih kabur dan kontradiktif: “untuk
             mencabut  dan  merobohkan,  untuk  membinasakan  dan
                                                             41
             meruntuhkan,  untuk  membangun  dan  menanam.”   Ini
             menuntut  ketegangan  antara  ekstrem-ekstrem  yang  tak


                            ~109~ (pustaka-indo)
   111   112   113   114   115   116   117   118   119   120   121