Page 120 - Karen Armstong - Sejarah Tuhan
P. 120
http://pustaka-indo.blogspot.com
utara pada 722. Mereka hidup dalam dua komunitas: satu di
Babilonia sendiri dan yang lainnya di tepi kanal bernama
Kebar yang memanjang dari efrat, tidak jauh dari Nippur
maupun Ur, dalam wilayah yang mereka namakan Tel Aviv
(Bukit Musim Semi). Di antara kelompok pertama para
pengungsi yang dideportasi pada tahun 597 terdapat seorang
imam bernama Yehezkiel. Kira-kira selama lima tahun dia
tinggal sendirian di rumahnya dan tak berbicara kepada satu
jiwa pun. Kemudian, dia mengalami perjumpaan mengejutkan
dengan Yahweh, yang benar-benar membuat dia pingsan.
Adalah penting untuk menjelaskan pertemuan pertamanya
dengan Yahweh itu secara terperinci karena—beberapa
abad kemudian— ini menjadi sangat signifikan bagi
mistisisme Yahudi, seperti yang akan kita tinjau pada Bab 7.
Yehezkiel melihat segumpal awan besar dengan api yang
berkilat-kilat. Angin kencang bertiup dari arah utara. Di
tengah-tengah kabut badai ini, dia seakan-akan melihat—
dia dengan sangat hati-hati menekankan ketidakpastian
gambaran itu—kencana raksasa yang ditarik empat ekor
makhluk yang kuat. Makhluk-makhluk itu mirip dengan
pahatan karibu yang ada di gerbang istana Babilon, tetapi
Yehezkiel menjelaskannya dengan gambaran yang hampir
mustahil divisualisasikan: masing-masing makhluk itu
mempunyai empat kepala dengan wajah manusia, singa,
lembu, dan rajawali. Masing-masing roda berputar ke arah
yang bertentangan dengan roda-roda lainnya. Penggambaran
ini sepertinya dimaksudkan untuk menekankan asingnya
penampakan yang sedang berusaha diartikulasikannya.
Kepakan sayap makhluk itu memekakkan telinga; suaranya
“seperti suara air terjun yang menderu, seperti suara yang
Mahakuasa [Shaddai], seperti keributan laskar yang besar”.
Di atas kencana itu ada sesuatu yang “mirip” sebuah takhta,
dan, di atasnya “ada yang kelihatan seperti rupa manusia”: ia
bersinar seperti tembaga, api memancar dari anggota
~113~ (pustaka-indo)