Page 124 - Karen Armstong - Sejarah Tuhan
P. 124

http://pustaka-indo.blogspot.com
             Hebron  telah  dihancurkan.  Di  Babilonia  mereka  tidak  bisa
             ikut  dalam  liturgi  yang  telah  menjadi  inti  kehidupan
             keagamaan  mereka  di  negeri  asal.  Hanya  Yahwehlah  yang
             mereka miliki. Yesaya Kedua mengembangkan ini selangkah
             lebih  jauh  lagi  dan  mendeklarasikan  bahwa  Yahweh  adalah
             satu-satunya Tuhan. Dalam penulisan ulangnya atas sejarah
             Israel,  mitos  Pembebasan  diberi  kemasan  imajiner  yang
             kembali  mengingatkan  kita  pada  kemenangan  Marduk  atas
             Tiamat, si dewa laut:

                   TUHAN  akan  mengeringkan  teluk  Mesir  dengan
                   napas-Nya     yang     menghanguskan,     serta
                   mengacungkan tangan-Nya terhadap Sungai Efrat
                   dan  memukulnya  pecah  menjadi  tujuh  batang
                   air,  sehingga  orang  dapat  melaluinya  dengan
                   berkasut.

                   Maka,  akan  ada  jalan  raya  bagi  sisa-sisa
                   umat-Nya  …  seperti  yang  telah  ada  untuk
                   Israel dahulu, pada waktu mereka keluar dari
                                53
                   tanah Mesir.
             Yesaya Pertama menjadikan sejarah sebagai peringatan ilahi;
             setelah  bencana  itu,  dalam  kata-kata  penghiburnya,  Yesaya
             Kedua membuat sejarah menjadi tumpuan harapan baru bagi
             masa  depan.  Jika  Yahweh  telah  pernah  menyelamatkan
             Israel di masa lalu, pasti dia akan mampu melakukannya lagi.
             Dialah  penentu  jalan  sejarah;  dalam  pandangannya,  semua
             goyim tak lebih dari setetes air di dalam bejana. Dia adalah
             satu-satunya  Tuhan  yang  dapat  dipercaya.  Yesaya  Kedua
             membayangkan dewa-dewa Babilonia kuno diangkut di atas
             binatang  dan  digelindingkan  ke  arah  matahari  terbenam. 54
             Zaman  mereka  telah  berakhir:  “Bukankah  Aku  TUHAN?”
             dia  bertanya  berulang-ulang,  “tidak  ada  Allah  lain  selain

             daripada-Ku!” 55




                            ~117~ (pustaka-indo)
   119   120   121   122   123   124   125   126   127   128   129